Firasat-Firasat Buruk Para Jenderal dan Orang-orang Terdekat, Sebelum Malam Penculikan G30S PKI

27 September 2022, 14:40 WIB
Inilah sejarah lengkap G30SPKI /YouTube/Delta Buana/

BERITASUKOHARJO.com - Peristiwa tragis dan memilukan yang terjadi pada malam 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965 (G30S PKI) adalah sejarah kelam bangsa Indonesia.

Tujuh putra terbaik bangsa beserta seorang gadis kecil, Ade Irma Suryani, gugur menjadi martir dalam peristiwa keji dan berdarah G30S PKI.

Penculikan dan pembunuhan para perwira TNI AD yang didalangi oleh G30S PKI itu berlangsung cepat hanya dalam satu malam.

Di malam yang mengerikan itu para jenderal dan satu ajudan jenderal dibunuh dan disiksa tanpa peri kemanusiaan oleh PKI, dan jasadnya dimasukkan ke dalam sumur kecil, di daerah Lubang Buaya.

Baca Juga: Detik-Detik Pembantaian Pierre Tendean di Lubang Buaya, Pengakuan Mengerikan Para Penculik, Pentolan G30S/ PKI

Sebelum malam penculikan G30S PKI, ternyata ke 7 jenderal dan ajudan yang direncanakan untuk diculik, serta beberapa orang terdekat mereka, telah memiliki firasat-firasat buruk sebelum malam penculikan G30S PKI.

Namun, mungkin karena  mereka adalah prajurit militer yang terbiasa dilatih dalam peperangan, mereka pun tak menghiraukan firasat-firasat tersebut dan menganggapnya sebagai hal yang biasa.

Dikutip oleh BeritaSukoharjo.com dari kanal YouTube Aldo Insomnia, berikut beberapa fakta tentang firasat-firasat para jenderal sebelum malam penculikan oleh G30S PKI.

1. Jenderal AH Nasution

Di malam hari sebelum kejadian, jenderal Nasution baru kembali dari tugasnya, dan langsung menuju kamar untuk melihat putri bungsu kesayangannya Ade Irma Suryani, yang sedang tidur.

"Cantik dia, dan pintar", ujar Nasution pada istrinya.

Malam itu Jenderal Nasution dan istri sangat gelisah dan tidak bisa tidur. Tidak seperti biasanya malam itu sangat banyak nyamuk di kamar mereka, sesuatu yang tak pernah terjadi sebelum-sebelumnya.

Baca Juga: Bukan Semur Daging atau Tahu, Coba Masak Telur dengan Bumbu Spesial Ini, Dijamin Bikin Ketagihan

2. Letjen Ahmad Yani

Malam itu Letjen Ahmad Yani baru didatangi oleh tamu penting yaitu Mayjen Basuki Rahmat yang menyampaikan bahwa telah terjadi gerakan yang sistematik yang dilakukan oleh PKI pada tanggal 27 September 1965.

Dan setelah itu Mayjen Basuki Rahmat pun pamit meninggalkan rumah Letjen Ahmad Yani.

Pada saat itu istri Letjen Ahmad Yani melihat hal yang aneh ketika Letjen Ahmad Yani menatap kosong keluar rumah dalam waktu yang cukup lama.

Sebelum malam 30 September tersebut, Letjen Ahmad Yani pernah berpesan pada anak-anaknya, agar pada Hari Angkatan Bersenjata  TNI tanggal 5 Oktober mereka tidak usah sekolah, karena akan ada arak-arakan ramai di jalanan.

Ternyata pada tanggal 5 Oktober itu adalah arak-arakan peti jenazah beliau dan jenderal lain yang dibawa satu persatu dengan panser menuju lokasi pemakaman.

3. Mayjen MT.Haryono

Malam itu saat Mayjen MT.Haryono akan berangkat menuju acara musyawarah TNI di Istora Senayan.

Pada saat itu puterinya, Ade Mirza Haryanti menatap lama kepergian ayahnya, ia gelisah seolah merasakan bahwa sesuatu yang akan terjadi pada ayahnya.

Sebelumnya dia bermimpi tentang sesuatu yang buruk mengenai Ayahnya.

Baca Juga: Cara Mudah Bikin Tahu Kriwil Super Enak Krispi, dan Gurih, Cemilan Sekaligus Lauk Makan Praktis, 5 Menit Jadi!

4. Mayjen S. Parman

Pada malam sebelum kejadian Mayjen S.Parman menanyakan sesuatu yang tak biasa pada istrinya.

"Malam apa ini?", tanya S.Parman

"Malam Jum'at" jawab istrinya

"Jum'at apa?" tanya S.Parman lagi

"Jum'at Legi, kenapa?"

Sepertinya ia memiliki firasat bahwa bakal terjadi sesuatu pada dirinya, tapi ia berusaha untuk tetap bersikap tenang saat ditanya kembali istrinya.

"Ada apa?", kejar istrinya lagi.

"Nggak ada apa-apa, lebih baik kita tidur" lanjut S.Parman

Malam itu adalah malam yang tidak tenang bagi Mayjen S.Parman, berkali kali dia mendengar suara burung Sriti dari atap rumahnya.

Saat terbangun ia bergegas ke ruang tamu dan disusul oleh istrinya.

"Koq bangun?", tanya sang Istri

"Ada burung sriti di ruangan ini, suaranya jelas sekali, perasaan saya nggak enak", kata S.Parman.

"Mungkin kamu bermimpi, sudahlah... tidur" istrinya mencoba menenangkan.

Baca Juga: Bikin Lauk Makan dari Tumis Usus Ayam dan Kacang Panjang, Bikin Keluarga Lahap Makan, Simak Resepnya!

5. Brigjen DI. Panjaitan

Di malam sebelum kejadian Brigjen DI. Panjaitan saat itu sedang mengerjakan sesuatu di meja kerjanya sambil mendengarkan lagu rohani.

Setelah itu sebelum tidur seperti biasanya ia berdoa.

6. Brigjen Sutoyo Siswomiharjo

Malam itu sebelum tidur, istri Brigjen Sutoyo bertanya pada suaminya mengapa fotonya diletakkan diatas meja riasnya.

Brigjen Sutoyo menjawab bahwa dia sengaja melakukan itu agar kalau istrinya dandan, akan selalu melihat dirinya.

Saat itu istri Brigjen Sutoyo tidak bisa tidak tidur, karena sedang sakit demam.

Saat akan tidur, istrinya memandang lama wajah Brigjen Sutoyo yang telah tertidur di sebelahnya.

Baca Juga: Bikin Bolu Kukus Cantik 4 Bahan, Paling Mudah Dibuat Pemula, Cemilan Murah Meriah, Hasilnya Lembut dan Empuk

7. Mayjen Soeprapto

Malam itu Mayjen Soeprapto tidak bisa tidur karena baru selesai operasi gigi.

Pada saat itu ia sedang menggambar sketsa rancangan museum perjuangan di Yogyakarta.

Namun, istri dari Mayjen Soeprapto malah merasa sketsa museum yang digambar suaminya lebih mirip kuburan.

8. Pierre Tendean

Sebagai ajudan Jenderal Nasution, Lettu Pierre Tendean sangat akrab dengan putri bungsu Nasution, Ade Irma Suryani.

Mereka sering terlihat bermain bersama di halaman rumah.

Namun, tak seperti biasanya pada malam kejadian, Ade Irma tidak keluar rumah. Ia hanya bermain di dalam rumah sambil memakai seragam tentara. Ade Irma sangat mengagumi sang Ayah, Jenderal Nasution.

Sementara Lettu Pierre Tendean malam sebelum kejadian sedang membaca surat dari sang ibu, yang meminta agar Pierre pulang pada hari ulang tahun ibunya.

***

Editor: Klara Delviyana

Sumber: YouTube Aldo Insomnia

Tags

Terkini

Terpopuler