Dalam berbagai khasanah dan pustaka sejarah disebutkan sejak zaman Mesolitikum sudah muncul kepercayaan terhadap kekuatan roh.
Kemudian, hadirnya paham Hindu-Budha semakin memperkaya kepercayaan terhadap roh yang sebelumnya sudah ada. Hal ini, menurut Tundjung, mendorong manusia untuk hidup dan membangun harmonisasi dengan entitas roh.
Hasil harmonisasi itulah yang kemudian melahirkan perilaku menghadirkan roh dalam visualisasi diri orang dan boneka atau benda bertuah.
"Dalam tradisi seni pertunjukkan menghadirkan roh dalam penampilannya banyak dijumpai di Jawa seperti Jathilan, Sintren, Jaran Kepang dan sebagainya," pungkas Tundjung.***