Ketahui Bahaya Toxic Parenting bagi Kesehatan Mental Anak

7 Juli 2022, 12:54 WIB
Ilustrasi toxic parenting yang berpengaruh buruk terhadap kondisi kesehatan mental anak /unsplash.com/Caleb Woods/

BERITASUKOHARJO.com – Orang tua mengenali cara mengasuh anak yang baik. Jangan sampai Anda tidak sadar bahwa pola asuh Anda sebenarnya salah dan menjurus ke toxic parenting.

Menurut Ketua Program Studi Terapan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Dr. Rose Mini Agoes Salim, toxic parenting atau pola asuh yang keliru dapat menyebabkan renggangnya hubungan anak dengan orang tua.

Selain hubungan orang tua dengan anak yang menjadi renggang, toxic parenting juga dapat membuat kesehatan mental anak menjadi terganggu. Anak bisa menjadi kurang percaya diri dan merasa cemas terhadap suatu hal yang dialaminya.

Baca Juga: Keluarga Artis yang Memilih Tinggal di Luar Negeri daripada di Indonesia, Siapa Saja?

Toxic parenting atau pola asuh yang salah biasanya terjadi dalam situasi orang tua lebih banyak menuntut anak untuk selalu mengikuti apa yang diinginkan.

Orang tua merasa apa yang dikatakannya adalah hal yang baik dan akan selalu baik untuk sang anak.

Sebenarnya dalam sebuah keluarga hubungan orang tua dan anak itu harus terjalin dengan baik dan harus ada keseimbangan antara adanya kontrol dari orang tua dan tanggung jawab dari anak itu sendiri.

Orang tua memang sangat diperlukan untuk dapat mengontrol terhadap apapun yang dilakukan oleh anak, tetapi tidak boleh terlalu memberi kontrol yang berlebih yang pada akhirnya membuat anak menjadi tertekan.

Baca Juga: Kue Lontar Khas Papua, Hidangan Spesial di Hari Raya Idul Adha

Apa yang diinginkan anak juga harus dapat didengarkan oleh orang tua. Jika orang tua terlalu memaksakan kehendaknya sendiri, hal tersebut bisa menjadikan anak merasa tidak bisa memilih atau membuat keputusan untuk dirinya sendiri.

Anak korban toxic parenting biasanya cenderung lebih penakut dan tidak percaya dengan apa yang dia lakukan sendiri. Hal itu karena adanya kontrol dari orang tua yang mungkin membuat anak menjadi tertekan.

Selain itu, biasanya anak korban toxic parenting juga tidak mengetahui pontensi yang dimiliki. Hal ini akan terus berdampak sampai anak tersebut menjadi dewasa.

Baca Juga: Nathalie Holscher Gugat Cerai Sule, Humas Pengadilan Agama Beberkan Fakta Ini

Anak akan cenderung tidak mampu untuk bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan atau ditekuninya.

Hal tersebut terjadi karena adanya orang tua yang selalu mengarahkan dan mengatur apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak.

Setiap anak memiliki bakat secara alami yang dimilikinya sendiri. Ada pula bakat didapatkan dari lingkungan sekitarnya, dari proses pembelajaran yang dilakukannya di lingkungan sekitarnya.

Oleh karena itu orang tua harus bisa menerapkan pola asuh yang baik kepada anak, tidak terlalu memberi kebebasan tetapi juga tidak terlalu memberi kontrol yang berlebihan.

Baca Juga: Update Malaysia Masters 2022, Ginting Hampir Saja Tersingkir di Babak 32 Besar Melawan Kenta Nishimoto

Anak juga harus bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Hal seperti ini dapat diajarkan orang tua sejak dini, agar ketika dewasa anak menjadi pribadi yang memiliki kontrol diri serta tanggung jawab terhadap apa yang dipilih dan dijalaninya.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler