2. Sutradara Dandhy Dwi Laksono
Dirty Vote disutradarai oleh Dandhy Dwi Laksono di rumah produksi Watchdoc. Dandhy dikenal cukup aktif menyuarakan kritiknya terhadap pemerintah melalui film.
Ia juga menjadi sutradara film Sexy Killer pada 2019 yang juga dibuat oleh Watchdoc. Saat itu, film Sexy Killers juga mendapat banyak perhatian karena mengulas pertambangan batubara yang berkaitan urusan politik.
Sementara, Watchdoc pernah merilis film-film pada momentum pemilu. Pada 2014, mereka meluncurkan film Yang Ketu7uh.
Menjelang Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, mereka juga merilis film Jakarta Unfair. Pada Pilpres 2019, ada film Sexy Killers.
Dandhy bersama temannya, membentuk Watchdoc pada 2009 untuk menyuarakan perjuangan akar rumput.
Sejak itu, ada lebih dari 300 judul film dokumenter yang sudah diproduksi, seperti Samin Vs Semen, The Endgame, dan Sexy Killers.
3. Digarap dalam Waktu Dua Minggu
Sebagai sutradara Dirty Vote, Dandhy Dwi Laksono menyebut film ini digarap dalam waktu sekitar dua minggu, yang mencakup proses riset, produksi, penyuntingan, sampai rilis.
Pembuatannya, menurut Dandhy, melibatkan 20 lembaga, antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Ekuatorial, Fraksi Rakyat Indonesia, Perludem, Indonesia Corruption Watch, JATAM, Lokataru, LBH Pers, WALHI, Yayasan Kurawal, dan YLBHI.