DRS. Pustanto, M.M selaku koordinator museum dan galeri (pembina upacara) menyampaikan bahwa dengan adanya upacara Sumpah Pemuda untuk mengingat kejadian pada 95 tahun yang lalu.
"Hari ini kita merefleksi kejadian 95 tahun yang lalu. Tentunya di era sekarang beda, lawan kita tentunya sekarang adalah era global dan tentunya ingin memajukan, mengangkat sebagai terdepan untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang tangguh karena bangsa yang mempunyai kebudayaan dengan nilai-nilai jati diri yang tinggi," ujar DRS. Pustanto, M.M, dikutip BeritaSukoharjo.com secara eksklusif.
Ia juga berharap dengan adanya kebudayaan yang memiliki nilai tinggi, para pemuda lebih melangkah untuk terus maju dan menjadi bangsa yang seharusnya berani berpotensi di tataran dunia Internasional.
Dengan adanya globalisasi dan modernisasi, pemuda di zaman sekarang harus memiliki satu sisi adaptif, sisi kreatif, dan sisi inovatif dalam merayakan atau memperingati Hari Sumpah Pemuda.
DRS. Pustanto, M.M juga berpesan bahwa pemuda harus melahirkan inovasi yang mana dalam inovasi tersebut memiliki arti tanpa meninggalkan nilai-nilai yang terdahulu telah dilahirkan oleh para pendahulu, kemudian diangkat dan diolah kembali menjadi sesuatu yang baru di era zaman sekarang.
"Dan itu menjadi modal penting yang membedakan bangsa kita dengan bangsa-bangsa lain. Intinya harus inovatif dan tetap maju di era zaman sekarang," kata DRS. Pustanto, M.M.
Tak hanya itu, Rania Yamin selaku cicit salah seorang pahlawan, Muhammad Yamin, juga menyampaikan pesan yang sangat berkesan terkait budaya dan warisan, seperti mengenal karya sastra hingga penggunaan kebaya khas budaya Indonesia.