BERITASUKOHARJO.com – Pembelian dan volume impor bensin oleh Pertamina sebagai perusahaan kilang minyak milik negara Indonesia berkurang menjelang Ramadhan 2023.
Tidak seperti tahun sebelumnya, Pertamina cenderung menaikkan pembelian impor bensin menjelang Ramadhan 2023. Volume impor berkurang dan lebih rendah dari pada tahun-tahun lalu.
Melansir dari Media Argus oleh BeritaSukoharjo.com pada hari Kamis, 16 Maret 2023, bahwa pada Maret, pembelian bensin Pertamina berkurang menjelang Ramadhan 2023 meskipun lebih besar dari pada Januari dan Februari.
Namun, pembelian volume impor bensin oleh Pertamina bisa saja berkurang menjelang Ramadhan 2023 karena penimbunan bensin yang sering kali dilakukan untuk persiapan bulan suci.
Tingkat volume impor diprediksi sampai 10,5 juta sampai 11 juta bl atau setara 338.500 sampai 355.000 b/d pada bulan Maret 2023.
Sedangkan pada bulan Februari, Pertamina Indonesia diperkirakan telah mengimpor kurang lebih 8,5 juta sampai 9 juta bl bensin.
Volume impor bensin pada bulan Maret 2023 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Namun, pelaku pasar juga memprediksi volume impor bensin tidak akan tinggi karena adanya peningkatan upaya penimbunan bensin menjelang bulan Ramadhan.
Hal itu terjadi karena peningkatan permintaan selama bulan Ramadhan yang diperkirakan berlangsung mulai tanggal 22 Maret sampai 20 April 2023.
Menjelang Ramadhan pada tahun 2019, Indonesia telah mengimpor bensin sebesar 400.000 b/d dan 300.000 b/d sebelum Ramadhan pada tahun 2020.
Pada tahun 2021, volume impor bensin naik menjelang Ramadhan menjadi 365.000 b/d dan 380.000 b/d pada tahun 2022 untuk persiapan Ramadhan.
Pengurangan volume impor bensin oleh Pertamina Indonesia ini dikarenakan adanya keterlambatan permintaan domestik karena kenaikan harga BBM yang ditetapkan pada tahun 2022.
Karena daya beli dan permintaan masyarakat lebih berkurang, pembelian berjangka untuk impor bensin juga terkena dampaknya secara berkelanjutan.
Sejauh ini, Asia-Pasifik menjadi pembeli terbesar bahan bakar minyak yang menyebabkan penundaan kargo bensin yang berjangka dalam proses pengiriman selama paruh kedua 2022 menuju tahun 2023.
Hal ini juga berdampak pada beberapa tender Pertamina karena menunda pengiriman berjangka pada bulan Februari sampai Maret 2023.
Sebagaimana telah diberitakan, mulai tanggal 3 September 2022 lalu harga BBM mengalami kenaikan sampai 30% yang menyebabkan banyak keluhan pada masyarakat di Indonesia.
Hal ini terjadi karena anggaran bersubsidi telah naik sampai tiga kali lipat dan akan terus meningkat yang berujung pada perubahan harga BBM di Indonesia.
Arifin Tasrif, selaku Menteri Energi mengatakan bahwa bensin pertalite yang semula harganya Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000.
Sedangkan untuk BBM jenis solar bersubsidi yang sebelumnya seharga Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liternya.***