Dinilai Bertolak Belakang, Cuitan Menteri LHK soal Deforestasi Trending jadi Sorotan Netizen

- 4 November 2021, 10:43 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam sebuah acara bersama Presiden Joko Widodo
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam sebuah acara bersama Presiden Joko Widodo /Twitter/ Dok/ Siti Nurbaya Bakar/ @SitiNurbayaLHK

SUKOHARJOUPDATE- Nama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar mendadak trending jadi sorotan netizen gegara mengunggah statemen yang dinilai bertentangan dengan tugas pokok dan kewajibannya terkait pengurangan emisi karbon atau deforestasi di tanah air.

"Pembangunan besar-besaran era Presiden Jokowi tidak boleh berhenti atas nama emisi karbon atau atas nama deforestasi," tulis akun terverifikasi milik Siti Nurbaya Bakar @SitiNurbayaLHK pada Rabu 3 November 2021 kemarin pukul sekira 12.03 WIB.

Menurut Menteri LHK, menghentikan pembangunan atas nama zero deforestasion sama dengan melawan mandat UUD 1945 untuk values and goals establishment, membangun sasaran nasional untuk kesejahteraan rakyat secara sosial dan ekonomi.

Baca Juga: Berharap Muncul Regenerasi, Peparnas XVI Papua 2021 Jadi Ajang NPCI Cari Bakat Atlet Potensial

"Kita juga menolak penggunaan terminologi deforestasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada di Indonesia. Karena di Eropa contohnya, sebatang pohon ditebang di belakang rumah, itu mungkin masuk dalam kategori dan dinilai sebagai deforestasi. Ini tentu beda dengan Indonesia," lanjut Siti mencoba menjelaskan.

Dicontohkan Siti, misalnya di Kalimantan dan Sumatera, banyak jalan yang terputus karena harus melewati kawasan hutan. Sementara ada lebih dari 34 ribu desa berada di kawasan hutan dan sekitarnya.

"Kalau konsepnya tidak ada deforestasi, berarti tidak boleh ada jalan, lalu bagaimana dengan masyarakatnya, apakah mereka harus terisolasi? Sementara negara harus benar - benar hadir ditengah rakyanya," sambungnya.

Baca Juga: Gali Masukan Harkamtibmas, Kapolres Sukoharjo Sambangi Ponpes dan Panti Asuhan

Terkait statemen tersebut, Siti menjelaskan bahwa itu merupakan pernyataan yang disampaikannya saat memenuhi undangan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Universitas Glasgow pada Selasa 2 November 2021.

Halaman:

Editor: Nanang Sapto Nugroho


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x