BERITASUKOHARJO.com – Saat ini pemberitaan seorang TikToker yang mengkritik pedas daerah Lampung, salah satunya perihal jalan-jalan di Lampung yang rusak dan dinilai kurang diperhatikan oleh pemerintah setempat.
Hal ini ternyata menjadi sangat viral, terlebih ketika ada seseorang yang mempolisikan TikToker tersebut atas dasar ujaran kebencian.
Padahal, banyak orang di belakang TikToker tersebut yang turut mengaminkan dan setuju dengan apa yang disampaikannya.
Hal ini membuat influencer juga tergerak untuk ikut berpendapat menguliti dan membongkar fakta-fakta terkait kondisi di Lampung. Salah satunya yaitu seorang influencer wanita, Felicia Putri Tjisaka.
Wanita merupakan seorang Investment Storyteller yang kerap membagikan banyak informasi mengenai investasi dan informasi keuangan lainnya di YouTube dan Instagram.
Dalam momen ini, ia juga turut membedah dan memberikan pendapat terkait alasan mengapa jalan-jalan di Lampung banyak yang rusak dan bolong-bolong.
Melalui media sosial Instagram, Felicia Putri Tjisaka mengunggah sebuah video bertajuk ‘Bongkar Alasan Jalan Lampung Bolong-Bolong’.
Dalam keterangannya dia mengatakan kaget setelah membongkar alokasi dari dana APBD Provinsi Lampung, padahal jumlahnya mencapai triliunan.
Menurut informasi yang didapatkan oleh wanita tersebut, penyebab jalan Lampung bolong-bolong adalah diduga karena budget infrastrukturnya yang kecil.
Baca Juga: Anggota DPR Buka Suara Soal Awbimax yang Kritik Lampung: Aspirasi Rakyat itu Perlu Didengarkan
Pada tahun 2021, Provinsi Lampung memiliki dana APBD total Rp7,5 triliun. Namun, yang dialokasikan untuk infrastruktur hanya sebesar Rp720 miliar atau sekitar 10% dari dana APBD.
Lalu, sisa dari dana APBD tersebut lebih ditekankan untuk misi pelayanan publik, perlindungan terhadap anak, perempuan, dan kaum difabel. Untuk menjalankan misi tersebut, total dana APBD yang terpakai mencapai 82%.
“Tapi kok masih banyak ya kasus begini (kasus kekerasan perempuan)? Kena lo!” ucap Felicia dikutip oleh BeritaSukoharjo.com dari akun @feliciaputritjisaka pada 16 April 2023.
Dalam data lainnya, wanita ini juga menemukan bahwa jumlah anggaran yang digunakan untuk kebutuhan belanja pegawai, barang, dan jasa (gaji, tunjangan, honor, sewa gedung, dan perjalanan dinas) memakan dana anggaran hingga 52% total APBD.
“Ini semua tu sifatnya biaya, dan hampir 3 kali lipat lebih besar dari belanja modal yang sifatnya beli aset. Jadi nggak heran banyak jalan bolong di sana (Lampung),” jelas Felicia Putri Tjisaka.
Menurut Felicia, semua alokasi dana APBD yang lebih besar untuk kebutuhan lainnya tersebut merupakan penyebab jalan di Lampung banyak yang rusak. Ia juga berpendapat bahwa harusnya semua biaya dan belanja untuk pejabat pemerintahan itu dibatasi agar tidak memakan dana APBD dalam jumlah yang terlalu besar.
Misalnya, maksimum 40% dari total anggaran APBD. Apabila dana tersebut tidak cukup, maka mereka harus kerja lebih efisien dan produktif untuk memenuhi kebutuhannya.***