BERITASUKOHARJO.com - Media sosial Twitter diramaikan oleh tagar AksiCepatTilep, tagar ini ditujukan kepada lembaga non profit Aksi Cepat Tanggap (ACT).
ACT adalah lembaga yang berfokus pada aksi kemanusian, lembaga ini menaungi banyak lembaga terkait bantuan dana.
ACT dikabarkan melakukan tindakan penggelapan dana, yang mana dana hasil donasi digunakan untuk kepentingan pribadi.
"Wow gaji para petinggi Aksi Cepat Tilep begitu fantastis. Jika memang ini untuk sosial dan kemanusiaan tidak sepantasnya para petinggi ini menerima gaji Memalukan !!!#AksiCepatTilep," ujar warganet.
"Pengepul donasi ternyata tipu2. Perut buncit makan dana umat. Nauzubillah.. Mereka para penjual agama itu tak takut api neraka ternyata. Bab*k," tulis warganet lainnya.
"Selain menemukan Indikasi dana ACT untk kepentingan pribadi dan terkait dengan dugaan aktivitas terlarang para petinggi yayasan, juga terindikasi unk kegiatan terorisme. Ngeri. PPATK Ungkap Indikasi Dana ACT untuk Kegiatan Terorisme.
#AksiCepatTilep," lanjut warganet lainnya yang dikutip BeritaSukoharjo.com dari berbagai sumber.
Atas dugaan penggelapan dana tersebut pihak ACT, diwakili oleh Presiden ACT, Ibnu Khajar meminta maaf.
"Permohonan maaf yang luar biasa sebesar-besarnya kepada masyarakat mungkin beberapa masyarakat kurang nyaman terhadap pemberitaan yang terjadi saat ini," ucap Ibnu Khajar.
Baca Juga: Apa Itu Ras Melanesia? Berikut Wilayah yang Ditinggali, Indonesia Termasuk
Awal mula ramainya ACT diperbincangkan publik karena media TEMPO merilis majalah dengan tajuk Kantong Bocor Dana Umat.
Sejak itu, ramailah tagar JanganPercayaACT hingga tagar AksiCepatTilep, pihak ACT mengaku ada sebagian berita benar yang disampaikan majalah TEMPO tetapi ada juga yang salah.
"Kami sampaikan, beberapa pemberitaan tersebut benar, tapi tidak semuanya benar," ucap Presiden ACT itu.
Ibnu Khajar membantah tuduhan gaji petinggi ACT yang sampai Rp 250 juta, dirinya pun membantah bahwa adanya fasilitas mobil mewah untuk petinggi organisasi filantropi itu.
"Tentang gaji, sebagai Presiden ACT itu, kami menyebutnya presidium, yang kami terima tidak lebih dari Rp 100 juta," tegasnya.
Baca Juga: Resep Sosis Gulung Kulit Lumpia, Garing dan Pedas, Tertarik Mencobanya?
"Ini dibeli lembaga untuk memuliakan tamu kami seperti ustadz, tokoh masyarakat, digunakan untuk jemput mereka. Kendaraan ini lebih maksimal untuk membantu masyarakat," jelas Ibnu Khajar terkait tuduhan fasilitas mobil mewah Alphard dan Pajero.
Ibnu pun mengakui telah ada perombakan di dalam lembaga ACT sehingga kini kondisi lembaga ACT semakin baik, bahkan selama ini ACT mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari auditor.
“Sampai 2020 (ACT) dapat predikat WTP ini jadi poin penting karena opini ini hal penting lembaga ini berjalan baik,” terang Presiden ACT itu.
Baca Juga: Trending di YouTube! Ini Lirik Lagu Di Atas Normal - Noah
Lebih lanjut, Ibnu juga targetkan dana operasional ACT kedepannya tidak lagi bersumber dari dana pendonasi.
"Insyaallah, target kita adalah dana operasional yang bersumber dari donasi adalah sebesar 0 persen pada 2025," imbuh Ibnu Khajar.***