Banyak yang mengatakan bahwa gedung tersebut memiliki konstruksi yang agak miring sehingga tidak bisa digunakan kembali karena akan membahayakan.
Menara Saidah sendiri diresmikan pada tahun 2001 dan mulai dioperasikan sebagai gedung perkantoran, acara pernikahan, meeting dan acara formal lainnya.
Baca Juga: Gratis! 14 Lokasi Penukaran Uang Baru Bank Indonesia di Boyolali untuk Lebaran 2023
Dengan desain ala Romawi dilengkapi juga patung-patung yang di import langsung dari Italia semakin mempertegas kemegahannya.
Pembangunan gedung ini sendiri bermula sejak tahun 1995 oleh grup Grasindo, kemudian dibeli oleh salah satu keluarga terkaya di Indonesia yaitu Saidah Abu Bakar Ibrahim.
Artis lawas Inneke Koesherawati adalah bagian dari keluarga besar Saidah Abu Bakar setelah menikah dengan anak bungsu nyonya Saidah, Fahmi Darmawansyah yang akhirnya menjadi pemilik menara Saidah.
Sayangnya gedung ini hanya dioperasikan selama kurun waktu 6 tahun saja.
Pada tahun 2007 menara ini resmi ditutup karena beberapa faktor, satu dari sekian banyak faktor adalah konstruksi bangunan yang bermasalah. Pondasi gedung mengalami kemiringan beberapa derajat.
Banyak orang akhirnya mengkait-kaitkan penutupan gedung dengan asal mula gedung yang dibangun di atas tanah pekuburan tersebut.
Tanah yang dipakai menara Saidah dulunya adalah merupakan pemakaman umum.