Network
BERITASUKOHARJO.com – Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang wajib dilakukan umat muslim, karena sesuai dengan rukun Islam. Ibadah puasa berarti menahan diri dari segala hal yang membatalkan mulai waktu Subuh hingga Maghrib tiba, dan dengan berniat berpuasa sebelumnya.
Apabila seorang muslim saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan itu batal, maka ia harus melakukan qadha puasa tersebut di hari lain. Qadha artinya adalah mengerjakan kewajiban atau ibadah setelah lewat waktunya. Kewajiban puasa Ramadhan dan qadha diperintahkan Allah SWT pada Q.S. Al Baqarah (2) ayat 183-184.
Lantas bagaimana batasan waktu qadha puasa Ramadhan? Apakah boleh membayar fidyah menggantikan qadha puasa Ramadhan tahun lalu yang terlewat? Menurut pendapat beberapa ulama, ada yang menjelaskan jika batasan qadha puasa Ramadhan sampai akhir bulan Syaban.
Dikutip BeritaSukoharjo.com dari beberapa sumber, beberapa ulama lain juga berpendapat jika qadha puasa Ramadhan ini tidak memiliki batasan waktu.
Baca Juga: Tak Perlu Keluarin Uang Pergi Ke Pizza Hut, Bikin Sendiri di Rumah Lebih Puas, Intip Cara Buatnya!
Adapun untuk mengganti qadha dengan membayar fidyah ini ketentuannya sudah diatur dalam Al Qur'an, artinya tidak semua umat muslim bisa melakukannya.
Al-Sarakhsyi salah satu ulama mazhab Hanafiyah dalam kitabnya Al-Mabsũṭ jilid 3 menyebutkan jika seseorang muslim menunda qadha puasa sampai dengan masuk waktu Ramadhan berikutnya maka tidak wajib fidyah baginya.
Pendapat lain dari mazhab Syafi’i, salah satu ulama yang terkenal bernama Imam Nawawi dalam kitabnya Rauḍah Al-Tãlibîn jilid 2 menjelaskan seorang muslim yang menunda qadha puasa sampai waktu Ramadhan berikutnya tanpa ada udzur maka ia berdosa.
Maka, wajib untuk mereka melakukan ibadah puasa di Ramadhan yang kedua dan setelah ia wajib melakukan qadha untuk puasa Ramadhan yang telah lalu. Ia juga diwajibkan membayar fidyah untuk setiap hari yang ditinggalkan sebanyak satu mud.
