Mengapa Terjadi Peristiwa Perubahan Arah Kiblat di Bulan Syaban? Simak 7 Keistimewaannya

- 26 Februari 2023, 15:25 WIB
Ilustrasi - keistimewaan peristiwa perubahan arah kiblat di bulan Syaban
Ilustrasi - keistimewaan peristiwa perubahan arah kiblat di bulan Syaban /Freepik/nikitabuida

BERITASUKOHARJO.com – Salah satu bulan mulia yang memiliki banyak keistimewaan adalah bulan Syaban. Pada malam Nisfu Syaban terjadi peristiwa perubahan arah kiblat. Pada mulanya kiblat menghadap ke Baitul Maqdis di Palestina kemudian diubah menghadap ke Ka’bah di Masjidil Haram, Arab Saudi.

Rasulullah SAW mengadu kepada Malaikat Jibril terkait permintaan perubahan arah kiblat ini. Akan tetapi, Malaikat Jibril menjawab, "Maafkan aku, wahai Muhammad. Aku hanyalah hamba Allah SWT sama sepertimu. Oleh karena itu, mintalah langsung kepada-Nya."

Ketika itu, umat muslim salat menghadap Baitul Maqdis sekitar 17 bulan 3 hari. Setelah itu, Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu melalui Malaikat Jibril jika permintaannya agar ada perubahan arah kiblat diganti ke Ka’bah dikabulkan oleh Allah SWT.

Hikmah dari keistimewaan wahyu ini adalah sebagai ujian bagi orang-orang yang beriman. Mereka yang betul-betul beriman, maka instruksi ini akan langsung dipatuhi, sedangkan mereka yang imannya masih lemah akan meragukan Nabi Muhammad SAW karena tidak konsisten dengan pendiriannya.

Baca Juga: Steven Yeun Gabung Marvel Cinematic Universe setelah Park Seo Joon dalam Film Thunderbolts

Berkaitan dengan peristiwa perubahan arah kiblat tersebut, Al Quran merekam peristiwa itu dalam firman Allah SWT yaitu surat Al Baqarah ayat 144 yang berbunyi:

“Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.”

Dikutip BeritaSukoharjo.com melalui website Kementerian Agama Provinsi NTB, Fakhruddin al-Razi dalam Mafatih al-Ghaib menyebutkan ada empat pendapat mengenai penyebab perpindahan arah kiblat di antaranya:

Baca Juga: Ide Jualan Putu Belanda Auto Bikin Tajir Melintir, Cemilan Spesial Kesukaan Semua Orang, Intip Resep Buatnya!

Halaman:

Editor: Risqi Nurtyas Sri Wikanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x