“Hanya tekanan militer yang berkelanjutan, hingga kemenangan penuh, yang akan menghasilkan pembebasan semua sandera kami,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Kronologi Pembunuhan Dante, Anak Tamara Tyasmara, Ditenggelamkan Tidak Sampai Lima Menit
Serangan terhadap Rafah terjadi secara besar-besaran dan dikhawatirkan oleh lembaga bantuan akan mengakibatkan banyak terjadi korban dari masyarakat sipil.
Hamas mengutuk Israel atas serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut mewakili perluasan ruang lingkup pembantaian yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.
“Serangan tentara pendudukan Nazi terhadap kota Rafah malam ini telah merenggut nyawa lebih dari seratus martir sejauh ini, dianggap sebagai kelanjutan dari perang genosida dan upaya pemindahan paksa yang dilakukan terhadap rakyat Palestina, ”kata juru bicara Hamas dalam siaran pers.
Peringatan Amerika Serikat
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada hari Minggu memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak melancarkan serangan terhadap Rafah tanpa “rencana yang kredibel dan dapat dilaksanakan” untuk menjamin keselamatan orang-orang yang berlindung di kota tersebut.
Netanyahu telah menjanjikan “perjalanan yang aman” bagi warga Palestina di Rafah, tetapi ketidakjelasan mengenai rencana evakuasi telah memicu kekhawatiran bahwa mereka mungkin akan terdorong ke Semenanjung Sinai di Mesir, sehingga memicu ketegangan dengan Kairo.
Netanyahu pada hari Minggu mengatakan kepada Fox News bahwa ada banyak ruang di utara Rafah dan di situlah mereka akan mengarahkan serangan, tanpa menentukan bagian mana dari Gaza yang aman untuk dievakuasi.***