Penjajah Israel Lancarkan Serangan ke Rafah, Ratusan Orang Terbunuh secara Kejam untuk Pembebasan Dua Tawanan

13 Februari 2024, 22:03 WIB
Warga Palestina memeriksa kerusakan gedung apartemen milik keluarga Tubasi dan Al-Sofi pasca serangan Israel ketika bangunan itu menjadi sasaran serangan dan bangunan di sekitarnya rusak di Rafah, Gaza /Antara/Anadolu.

 

BERITASUKOHARJO.com - Israel telah melancarkan serangan udara di kota Rafah di Gaza Selatan pada Senin, 12 Februari 2024.

Menurut para pejabat kesehatan, serangan tersebut menewaskan puluhan orang ketika warga Palestina bersiap untuk serangan besar-besaran di daerah perkotaan yang padat penduduknya.

Dikutip BeritaSukoharjo.com dari laman Al Jazeera, ada laporan yang saling bertentangan mengenai jumlah korban tewas setelah serangan dini hari pada hari Senin yang terjadi di Rafah.

Laporan kantor berita AFP menyebutkan korban tewas dalam serangan di Rafah dalam berjumlah 52 orang, tapi Reuters melaporkan bahwa sedikitnya 67 orang tewas.

Baca Juga: ANTI GAGAL! Beginilah Cara Menanam dan Merawat Buah Jeruk agar Berbuah Banyak

Informasi korban di Rafah dari kedua media tersebut didasarkan dari kutipan pejabat kesehatan yang ada di Gaza.

Menurut keterangan pejabat Palestina, serangan penjajah tersebut telah menghancurkan 14 rumah dan tiga buah bangunan masjid yang ada di Rafah.

Namun, wartawan Al Jazeera Arab melaporkan setidaknya 63 orang tewas dalam serangan terhadap masjid.

Pernyataan pers dari Hamas sendiri menegaskan bahwa lebih dari 100 orang tewas di Kota Rafah akibat serangan penjajah.

Baca Juga: Tanggapan Oemar Mita tentang Serangan Fajar saat Pemilihan Umum: Memilih Tanpa Benefit

“Israel secara resmi terus menargetkan warga sipil dan mengalihkan perang ke Rafah untuk mendorong penduduk mengungsi akibat pemboman,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah pernyataan yang dirilis di X.

“Pembantaian penjajah baru-baru ini adalah bukti validitas peringatan internasional dan ketakutan akan dampak buruk dari perluasan perang ke Rafah,” tambah kementerian tersebut.

Serangan Kejam Tentara Penjajah

Militer Israel menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan serangan ke sejumlah “sasaran teror” di daerah distrik Shabura yang ada di Rafah.

Mereka juga mengumumkan bahwa pada operasi semalam di Rafah telah berhasil menyelamatkan dua orang tawanan yang ditawan oleh Hamas sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Baca Juga: Bagaimana Cara Kerja Quick Count? Simak Juga Perbedaannya dengan Real Count dan Exit Poll dalam Pemilu 2024

Para pejabat militer Israel menyebutkan bahwa para tawanan yang dibebaskan bernama Fernando Simon Marman dan Louis Har, kini berada dalam kondisi yang baik.

Hamas telah memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah akan meningkatkan semangat perundingan untuk membebaskan sisa tawanan kelompok tersebut di Gaza.

Namun, Netanyahu pada hari Senin kemarin berjanji akan terus melanjutkan serangan ke Rafah.

“Hanya tekanan militer yang berkelanjutan, hingga kemenangan penuh, yang akan menghasilkan pembebasan semua sandera kami,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Kronologi Pembunuhan Dante, Anak Tamara Tyasmara, Ditenggelamkan Tidak Sampai Lima Menit

Serangan terhadap Rafah terjadi secara besar-besaran dan dikhawatirkan oleh lembaga bantuan akan mengakibatkan banyak terjadi korban dari masyarakat sipil.

Hamas mengutuk Israel atas serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut mewakili perluasan ruang lingkup pembantaian yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.

“Serangan tentara pendudukan Nazi terhadap kota Rafah malam ini telah merenggut nyawa lebih dari seratus martir sejauh ini, dianggap sebagai kelanjutan dari perang genosida dan upaya pemindahan paksa yang dilakukan terhadap rakyat Palestina, ”kata juru bicara Hamas dalam siaran pers.

Baca Juga: Profil 3 Ahli Hukum Tata Negara: Tokoh Utama Film Dokumenter Dirty Vote, Bagaimana Respons Para Paslon? Simak!

Peringatan Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada hari Minggu memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak melancarkan serangan terhadap Rafah tanpa “rencana yang kredibel dan dapat dilaksanakan” untuk menjamin keselamatan orang-orang yang berlindung di kota tersebut.

Netanyahu telah menjanjikan “perjalanan yang aman” bagi warga Palestina di Rafah, tetapi ketidakjelasan mengenai rencana evakuasi telah memicu kekhawatiran bahwa mereka mungkin akan terdorong ke Semenanjung Sinai di Mesir, sehingga memicu ketegangan dengan Kairo.

Netanyahu pada hari Minggu mengatakan kepada Fox News bahwa ada banyak ruang di utara Rafah dan di situlah mereka akan mengarahkan serangan, tanpa menentukan bagian mana dari Gaza yang aman untuk dievakuasi.***

Editor: Nurulfitriana Ramadhani

Tags

Terkini

Terpopuler