Amerika dan Para Sekutunya Desak Rusia Beri Akses Aman Pengungsi Ukraina

8 Maret 2022, 16:54 WIB
Warga sipil Ukraina mengungsi mencari tempat aman menghindari menjadi korban invasi Rusia /Twitter/ UNICEF / @UNICEF


SUKOHARJOUPDATE- Amerika Serikat (AS) dan sekutunya pada hari Senin mendesak Rusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengizinkan perjalanan yang aman bagi warga sipil di kota-kota Ukraina yang terkepung dan bantuan ke daerah-daerah pertempuran, dengan mengatakan krisis kemanusiaan di Ukraina dengan cepat memburuk.

Utusan dari banyak negara termasuk Amerika Serikat, Irlandia dan Prancis serta kepala bantuan PBB Martin Griffiths membunyikan alarm atas meningkatnya jumlah korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak dan orang-orang terlantar.

"Kami membutuhkan komitmen Rusia yang tegas, jelas, publik, dan tegas untuk mengizinkan dan memfasilitasi akses kemanusiaan tanpa hambatan bagi mitra kemanusiaan di Ukraina," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield pada pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas masalah krisis kemanusiaan, dikutip dari Reuters, Selasa 8 Maret 2022.

Baca Juga: Edarkan Narkoba Jenis Sabu, Sepasang Kekasih Dikeler Satres Narkoba Polres Sukoharjo

Rusia telah menawarkan rute pelarian warga sipil Ukraina ke Rusia dan Belarus, sekutu dekatnya, pada Senin pagi setelah upaya gencatan senjata evakuasi akhir pekan gagal.

"Saya tidak tahu terlalu banyak orang Ukraina yang ingin mencari perlindungan di Rusia. Ini kemunafikan," kata duta besar Prancis Nicolas de Riviere.

Lebih dari 1,7 juta orang telah meninggalkan Ukraina, banyak perusahaan Barat telah menarik diri dan Barat telah memberlakukan sanksi keras terhadap bank-bank Rusia dan Presiden Vladimir Putin.

Baca Juga: Underpass Makamhaji Mulai Dibuka, Dishub Sukoharjo Pasang Rambu Larangan Kendaraan Berat Melintas

Vassily Nebenzia, utusan Rusia untuk PBB, menuduh pihak berwenang Ukraina tidak mengizinkan warga sipil pergi untuk mengungsi.

Moskow, yang menyangkal menargetkan warga sipil, telah bersumpah untuk melanjutkan kampanye yang diluncurkan pada 24 Februari dan menyebut "operasi militer khusus".

Griffiths, kepala bantuan PBB, mengatakan pada pertemuan itu bahwa semua pihak harus selalu berhati-hati untuk menyelamatkan warga sipil, yang harus diizinkan lewat dengan aman ke mana pun mereka ingin melarikan diri. Koridor kemanusiaan juga harus dibangun, katanya.

Baca Juga: Protokol PCR dan Karantina Dihapus Pemerintah Arab Saudi, Ini Langkah Kemenag RI

"Warga sipil di tempat-tempat seperti Mariupol, Kharkiv, Melitopol, dan di tempat lain sangat membutuhkan bantuan, terutama pasokan medis yang menyelamatkan jiwa," katanya.

Pasukan Rusia melanjutkan pengepungan dan pengeboman kota-kota Ukraina pada hari ke-12 perang. Di kota pelabuhan Mariupol selatan yang dikelilingi, ratusan ribu orang tetap terperangkap tanpa makanan dan air di bawah pengeboman reguler.

Ketergantungan Rusia yang semakin besar pada serangan jarak jauh terhadap sasaran Ukraina meningkatkan jumlah korban sipil dan kerusakan infrastruktur sipil, kata Pentagon, Senin.***

Editor: Nanang Sapto Nugroho

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler