BERITASUKOHARJO.com – Novel Tere Liye Teruslah Bodoh Jangan Pintar menjadi perbincangan warganet usai pelaksanaan pemilu.
Novel ini disebut-sebut memiliki kesamaan kisah dengan potret kehidupan demokrasi di Indonesia.
Novel Tere Liye Teruslah Bodoh Jangan Pintar merupakan novel terbitan Sabak Grip yang baru rilis pada 1 Februari 2024 lalu.
Novel setebal 375 halaman ini disebut-sebut relevan dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden di Indonesia tahun 2024.
Novel Tere Liye Teruslah Bodoh Jangan Pintar mengisahkan tentang kondisi jelang pemilihan presiden yang dihubungkan dengan isu masalah pertambangan dan lingkungan.
Konflik dalam novel Tere Liye Teruslah Bodoh Jangan Pintar ini dibalut dengan kemahiran penulis dalam mengolah kata dan rangkaian alur yang unik.
Dibuka dengan penyajian latar yang menimbulkan rasa tanda tanya di hati pembaca.
Benarkah ada kesamaan isi novel Tere Liye Teruslah Bodoh Jangan Pintar ini dengan kondisi demokrasi di tanah air saat ini? Berikut ulasannya.