Meski sekarang dia mampu menikmati hasilnya, tapi awalnya dia sangat kesulitan dalam berjualan talas kukus Bogor.
Baca Juga: Ide Jualan Jajanan 2000an ini Berbahan Dasar Roti Tawar dan Pop Ice, Ekonomis dan Pasti Laris Manis!
Pasalnya, dia berjualan di Cirebon, tapi menggunakan spanduk atau banner dengan bahasa Sunda. Alhasil banyak yang kebingungan, tapi juga penasaran dan berakhir mencoba jualannya.
Dalam sehari terjual 20 porsi saja sudah sangat disyukuri oleh Kang Irfan. Namun, kini dia mampu menjual sebanyak 1½ kwintal talas kukus Bogor.
Awalnya banyak yang mencemooh dan meledek usahanya, mulai dari teman dekat yang mengejeknya sebagai tukang tahu bulat karena menggunakan mobil yang sama seperti penjual tahu bulat.
Banyak juga yang menyayangkan karena keluar dari PT dia malah berjualan talas. Namun, ketika teman-temannya tahu bahwa hasil usahanya mampu membeli motor untuk adiknya, membantu biaya sekolah, bahkan membeli mobil pribadi, akhirnya banyak yang ingin ikut berjualan.
Kang Irfan juga memberi sedikit motivasi dalam berjualan. Menurutnya hal pertama yang perlu dilakukan adalah jangan gengsi kalau mau usaha.
Harus langsung action, jangan cuma niat saja, tapi nggak jalan. Jangan juga banyak mikir "nanti ramai atau sepi bagaimana".***