Tsunami Hebat Hantam Garuda, Direksi dan Komisaris Dipangkas, Berikut Susunan Barunya

- 18 Agustus 2021, 15:48 WIB
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo yang menggunakan masker pada bagian mencong pesawat.
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo yang menggunakan masker pada bagian mencong pesawat. /Instagram.com/garuda.indonesia

SUKOHARJOUPDATE – Jajaran komisaris Garuda dipangkas menyusul terjadinya tsunami keuangan hebat yang menerjang maskapai tersebut.

Dari lima kursi komisaris, pemegang saham minoritas menyepakati susunan perubahan jumlah anggota dan dewan Komisaris hanya diisi tiga nama saja.

Jumlah itu berkurang dua jika dibandingkan dengan hasil RUPS Luar Biasa. Sebelumnya tercatat ada lima orang yang duduk sebagai komisaris.

Baca Juga: Bertemu Pedagang Singkong Keju Binaan Lazis NU, Tokoh Pemuda ini Bantu 10 Gerobak Baru

Secara resmi perubahan komposisi itu diumumkan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), yang digelar pada Jumat, 13 Agustus 2021.

Tsunami hebat yang menimpa Garuda Indonesia itu disebabkan karena adannya turbulensi karena menurunnya jumlah penumpang akibat pembatasan kegiatan masyarakat di tengah merebaknya virus corona.

Seperti yang diberitakan pikiran-rakyat.com berjudul "Kondisi Berat Garuda, Berikut Jajaran Direksi dan Komisaris Baru Usai Pemangkasan" Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra mengatakan pemangkasn ini tak bisa dihindari lagi. Karena memang dari waktu upaya-upaya pengurangan streamlining jumlah karyawan.

Baca Juga: Menko Perekonomian Serahkan Bantuan 100 Oxygen Concentrator

"Ini upaya yang tak terhindarkan mengingat memang dari waktu ke waktu upaya-upaya pengurangan streamlining jumlah karyawan. Secara tidak langsung akan berdampak ke direksi dan komisaris juga,”papar Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra.

Garuda pun memberhentikan empat komisaris sebelumnya, yaitu Triawan Munaf (Komisaris Utama), Peter F. Gontha (Komisaris), Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid (Komisaris Independen), Elisa Lumbantoruan (Komisaris Independen).

Garuda mengangkat Timur Sukirno sebagai Komisaris Utama menggantikan Triawan Munaf dan Abdul Rachman sebagai Komisaris Independen.

Baca Juga: Di Klaten, Menko Airlangga Lepas Eksport Telur ke Vietnam dan Myanmar

Garuda pun memangkas jumlah direksi dari sebelumnya delapan menjadi hanya enam. Direksi yang diberhentikan adalah Dony Oskaria (Wakil Direktur Utama), dan M. Rizal Pahlevi (Direktur Niaga dan Kargo).

Dengan perubahan ini, berikut komposisi direksi dan komisaris Garuda yang baru.

Dewan Komisaris:

Irfan Setiaputra (Direktur Utama), Presetio (Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko), Tumpal Manumpak Hutapea (Direktur Operasi), Aryaperwira Adileksana (Direktur Human Capital), Rahmat Hanafi (Direkrut Teknik), dan Ade R. Susardi (Direktur Layanan dan Niaga).

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, susunan baru pengurus perseroan ditetapkan pemerintah melalui Kementerian BUMN selaku pemegang saham Seri A Dwiwarna.

Ini merupakan salah satu langkah strategis untuk mempersiapkan Garuda Indonesia menjadi perusahaan dengan tata kelola organisasi yang lebih agile, focus, dan adaptif, khususnya di tengah tantangan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.

Baca Juga: Sasar Pelosok Desa, PUDAM Tirta Lawu Rogoh Kocek Rp3 Milyar Bangun Jaringan Air Bersih

Sejalan dengan hal tersebut, Irfan menambahkan, perseroan hingga saat ini juga terus melakukan optimalisasi kinerja usaha melalui improvement pada aspek likuiditas, efisiensi biaya operasional, serta restrukturisasi kewajiban sebagai penentu keberlangsungan strategi pemulihan kinerja Garuda Indonesia pada tahun-tahun mendatang.

“Dapat kami sampaikan bahwa upaya menuju pemulihan kinerja akan berlangsung lebih lama dari yang kita perkirakan bersama. Namun demikian, kami percaya langkah transformasi kinerja merupakan sebuah keniscayaan yang akan terus kami akselerasikan secara berkesinambungan di tengah tantangan fundamental dari kondisi pandemi Covid-19 itu sendiri, yakni ‘ketidakpastian."

"Hal itu yang kami yakini perlu disikapi dengan mental bisnis yang tangguh serta resiliensi dalam mengawal dinamika tantangan industri penerbangan ke depannya yang masih dibayangi situasi penuh turbulensi,” tutup Irfan.

Baca Juga: Hadapi Kekuatan Global, Siti Fadilah Blak-blakan Puji Jokowi Dibandingkan Anies Baswedan Tangani Covid-19

Sepanjang tahun kinerja 2020, Garuda Indonesia terus menjalankan berbagai upaya strategis dalam menunjang langkah-langkah pemulihan kinerja, diantaranya adalah melalui optimalisasi lini bisnis penunjang seperti kargo dan charter, pengoperasian 2 pesawat passenger freighter, perluasan jaringan penerbangan kargo internasional, langkah negosiasi beban sewa pesawat bersama lessor, hingga kebijakan rasionalisasi pegawai yang dijalankan secara proporsional dalam menyikapi penurunan demand layanan penerbangan.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2020 tersebut yang berlangsung secara hybrid (daring dan fisik dengan pembatasan peserta) di Auditorium Gedung Manajemen Garuda Indonesia, Tangerang.

RUPST tersebut dihadiri oleh Pemegang Saham dan/atau Kuasa Pemegang Saham sejumlah 23.085.526.128 lembar saham atau 89,18 persen dari keseluruhan saham Garuda Indonesia yang dipimpin langsung oleh Komisaris Utama Garuda Indonesia Triawan Munaf.

Baca Juga: KAI Hadirkan Livery Khusus Peringati HUT RI Ke-76

Sejalan dengan ketentuan penyelenggaraan RUPST di masa pandemi, Garuda Indonesia melaksanakan RUPST Tahun Buku 2020 dengan mengedepankan aspek protokol kesehatan yang ketat serta mengacu pada aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Di antaranya, dengan mengoptimalkan kehadiran Pemegang Saham melalui sistem e-proxy yang disediakan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)—sesuai ketentuan POJK Nomor 15 Tahun 2020, sehingga pemegang saham yang tidak dapat hadir secara langsung dapat tetap menggunakan hak suaranya.*** (Satrio Widianto/pikiran-rakyat.com)

 

Editor: Bramantyo

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah