Menko Airlangga Lepas 800 Ton Biji Kakao Sulawesi Tengah ke Negeri Jiran Malaysia

27 Agustus 2021, 14:56 WIB
ILUSTRASI KAKAO. /DOK. PIXABAY/

SUKOHARJOUPDATE - Sebanyak 800 ton senilai Rp22,5 miliar biji Kakao diekspor ke negeri Jiran, Malaysia.

Pelepasan ekspor biji kakao komoditas andalan Sulawesi Tengah itu secara langsung dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Saat melepas ekspor biji Kakao, Airlangga berharap bisa menggerakkan roda perekonomian di Sulawesi Tengah khususnya dan meningkatkan kesejahteraan para petani Kakao umumnya.

Baca Juga: Serap Aspirasi Petani Sukoharjo, Puan Maharani Kirim Bantuan Alsintan

“Selain mineral, kakao ini merupakan andalan Sulawesi Tengah. Kita berharap agar kinerja positif ini dapat menggerakkan roda perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani kakao,”papar Menko Airlangga saat melelas ekspor kakao biji di Palu, Sulawesi Tengah, seperti dikutip dari Antara, Jumat 27 Agustus 2021.

Diakui oleh Menko Airlangga, dirinya merasa bangga terhadap kepedulian yang ditunjukan PT Olan Indonesia terhadap komoditas andalan di Sulawesi Tengah ini.

Terbukti, PT Olam Indonesia mampu menembus pangsa pasar mancanegara seperti Malaysia, Vietnam, Amerika Serikat, India, China, Belanda dan Australia tersebut. Menko berharap kedepannya bisa terus ditingkatkan.

Baca Juga: Ketahanan Pangan Dimasa Pandemi, Polres Sukoharjo Getol Budidaya Ikan

“Harapannya, ekspor ini bisa terus ditingkatkan. Apalagi saat ini harga mayoritas komoditas andalan naik. Bahkan Gubernur menargetkan pengembangan kakao sampai mencapai 400 miliar per tahun,” papar Airlangga.

PT Olam Indonesia merupakan eksportir terbesar komoditas kopi robusta, arabica dan produk kakao di Sulawesi Tengah yang membeli kakao, kopi, sawit, pala, dan lada dari lebih dari 400.000 petani dan mempekerjakan 1.400 pegawai serta lebih dari 1.150 pekerja musiman pada daerah yang dekat dengan supplier di Sumatera Utara, Jawa, dan Sulawesi.

Pemerintah telah menetapkan empat provinsi di Sulawesi sebagai produsen utama kakao nasional. Keempat provinsi itu adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat.

Baca Juga: Kementan Cetak 2.000 Petani Milenial dan Andalan Nasional

Di empat provinsi ini, sudah sejak lama bergelut dengan komoditas kakao sehingga lebih potensial dikembangkan sebagai sentra pengembangan kakao berikut industri pengolahannya.

Selain juga didukung dengan kondisi alam beriklim tropis yang dibutuhkan bagi tanaman budidaya kakao.

Pada 2020, keempat provinsi tersebut masih tercatat sebagai provinsi penghasil kakao tertinggi yakni Sulawesi Tengah sebanyak 127,3 ribu ton, Sulawesi Tenggara sebanyak 114,9 ribu ton, Sulawesi Selatan sebanyak 103,5 ribu ton dan Sulawesi Barat sebanyak 71,3 ribu ton.

Baca Juga: Aquarium Ban Bekas Cantik (Aquabantik) Klaten, Maju ke Krenova Tingkat Jateng

Komoditi kakao menjadi primadona petani di Provinsi Sulawesi Tengah, utamanya di Kabupaten Sigi.

Pemerintah juga menetapkan lima desa yang sebagai sentra pengembangan komoditas perkebunan khususnya kakao organik, yakni Desa Berdikari, Desa Karunia, Desa Bahagia, Desa Sintuwu dan Desa Petimbe.

Adapun pada 2020, produksi kakao nasional sebanyak 713 ribu ton dengan luas areal kakao 1.528 Ha dan produktivitas 706 kg per Ha.

Baca Juga: Pergerakan Saham Eropa ditutup Datar Karena Kekhawatiran Fed dan Varian Delta

Dengan produksi tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-6 negara produsen kakao biji terbesar di dunia. Sedangkan industri pengolahan kakao Indonesia berada di peringkat ke-3 terbesar di dunia setelah Belanda dan Pantai Gading.

Produk cokelat yang diekspor Indonesia antara lain cocoa liquor/paste, cocoa cake, cocoa butter, dan cocoa powder. Ekspor cokelat Indonesia dalam bentuk biji sebesar 6,1 persen dan sisanya 93,9 persen dalam bentuk olahan dengan mayoritas tujuan ekspor cokelat dan produk olahannya adalah Amerika, Malaysia dan Belanda.***

Editor: Bramantyo

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler