Aquarium Ban Bekas Cantik (Aquabantik) Klaten, Maju ke Krenova Tingkat Jateng

- 26 Agustus 2021, 13:22 WIB
Produsen aquabantik Dwi Haartono bersama hasil karyanya saat mengikuti lomba Krenova Tingkat Jateng melalui zoom meeting di kantor Kominfo Klaten
Produsen aquabantik Dwi Haartono bersama hasil karyanya saat mengikuti lomba Krenova Tingkat Jateng melalui zoom meeting di kantor Kominfo Klaten /Dok. pribadi Dwi Hartono/

SUKOHARJOUPDATE - Dwi Hartono, produsen aquarium dari ban bekas, maju mewakili Kabupaten Klaten dalam lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) Tingkat Jawa Tengah.

Karya ini terpilih menjadi 10 besar dari sekitar 175 karya dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Pembuat aquarium asal Dukuh Cabaan, Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Klaten ini, sudah membuat aquarium sejak dua tahun yang lalu.

Produk yang memanfaatkan ban bekas ini sempat viral di awal-awal pembuatan sekitar pertengahan tahun 2020 lalu. Produk dari tangan dinginnya kini berhasil bertanding bersama inovator lain, di ajang Krenova Tingkat Jateng.

Baca Juga: Terdampak Pandemi 400 Seniman di Klaten Menerima Bantuan Sembako

Melalui sambungan virtual via Zoom Meeting, Dwi Hartono memaparkan di hadapan para juri, tentang ide awalnya mengapa dirinya tergerak membuat produk aquarium ban bekas cantik (aquabantik) ini.

Pemaparan berlangsung di kantor Kominfo Pemkab Klaten, Rabu 25 Agustus 2021. Hal ini diawali dari keprihatinan, akan banyaknya sampah ban bekas di sekitar tempat tinggalnya.

Sampah-sampah ban bekas berbagai ukuran tersebut banyak yang belum termanfaatkan lantaran nilai jualnya yang rendah. Walaupun ada yang memanfaatkan, namun belum menjadi produk unggulan yang meningkatkan nilai ekonomi.

Baca Juga: Temanku Lima Benua, Melukis Sketsa Wajah Hanya Dua Menit

“Selama ini ban bekas hanya dimanfaatkan untuk membuat tempat sampah, namun banyak yang tidak termanfaatkan sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan,” ungkapnya, Kamis 26 Agustus 2021 saat dihubungi Sukoharjoupdate.com.

Menurutnya banyak ban bekas yang nganggur begitu saja dan justru menjadi sarang nyamuk. Namun dengan adanya inovasi ini, sampah ban bekas di lingkungannya menjadi berkurang drastis.

“Setelah dirubah menjadi aquabantik, nilai jual ban bekas juga menjadi lebih tinggi. Saat ini peminatnya dari Klaten sendiri dan berbagai kota lainnya,'' kata Dwi Hartono.

Baca Juga: 2000 Ibu Hamil Terima Vaksinasi

Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan, Pengendalian dan Evaluasi Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Klaten, M. Umar Said mengatakan selain menjadi solusi kebersihan lingkungan dengan memanfaatkan barang bekas, keberadaan aquabantik karya Dwi Hartono juga menggeliatkan ekonomi masyarakat sekitar.

Halaman:

Editor: Triyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x