Kini, usaha jenang tersebut semakin berkembang dan setiap harinya habis satu wajan besar yang berkapasitas sekitar 25 kilogram.
Menurut Widya, Jenang Dodol Sukoharjo rasanya sedikit berbeda dengan jenang lainnya karena lebih keras, legit dan tidak lengket.
Pada momen lebaran dan liburan, Jenang Dodol Sukoharjo ini banyak diburu pemudik, mereka membawanya untuk oleh-oleh kembali dari mudik.
Seperti yang dilakukan oleh Puji, pemudik asal Tangerang yang memborong jenang serta jajanan tradisional lainnya.
"Besok mau kembali ke Tangerang, ini saya beli jenang, wajik, intip dan lain-lain yang khas sini untuk oleh-oleh" kata Puji.
Pada musim mudik, Jenang Dodol khas Sukoharjo produksi "Jenang Mbah Wito" ini omsetnya naik empat kali lipat hingga habis 100 kilogram setiap harinya.
Selain memproduksi jenang, mereka juga membuat wajik, wingko dan prol roti serta jajanan tradisional lainnya.***