Cicipi Jenang Dodol Sukoharjo, Jajanan Tradisional yang Bertahan Hingga Kini

- 6 Mei 2022, 16:47 WIB
Proses membuat jenang dodol khas Sukoharjo
Proses membuat jenang dodol khas Sukoharjo /Choirul Hidayat/Berita Sukoharjo

BERITASUKOHARJO.com - Jenang Dodol  merupakan jajanan legendaris yang bisa ditemukan di Sukoharjo.

Masih ada beberapa perajin jajanan Jenang Dodol khas Sukoharjo, yang dapat ditemukan di desa sentra industri jenang Kedung Gudel Sukoharjo.

Jenang Dodol khas Sukoharjo masih diproduksi oleh para perajin di desa ini dengan kapasitas produksi yang cukup besar setiap harinya.

Baca Juga: Timnas Indonesia Lawan Vietnam, Shin Tae Yong Siap Menangkan Pertandingan

Salah satunya adalah "Jenang Mbah Wito" yang kini dikelola oleh Widya yang merupakan generasi ketiga dari industri rumah tangga tersebut.

Setiap harinya, di sentra industri rumah tangga tersebut diproduksi puluhan kilogram Jenang Dodol khas Sukoharjo.

Pandi, salah seorang karyawan di sentra industri jenang tersebut mengatakan bahwa setiap harinya ia mengolah antara 20 hingga 25 kilogram jenang yang dibuat dalam satu wajan besar.

Baca Juga: Gara-Gara Ini, Asian Games 2022 di Hangzhou China Resmi Ditunda

Jenang yang ia olah masih menggunakan cara tradisional, yaitu diaduk secara manual dengan kayu yang sudah di modifikasi sedemikian rupa, non stop selama empat jam.

Pandi mengatakan, bahwa proses pembuatan jenang tersebut dimulai dari sejak pagi hingga sore. Mula-mula ia memilih kelapa kurang lebih sejumlah 40 butir kelapa, kemudian mengelupasnya satu persatu dan berlanjut dengan memarut kelapa tersebut menggunakan mesin parut.

Setelah selesai, kemudian dimasaklah adonan kelapa, beras, beras ketan dan gula jawa tersebut dalam wajan tembaga yang besar.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ajak Cucu Wisata Satwa di Bali, Jan Ethes dan Sedah Mirah Berani Beri Makan Harimau Putih

Mengaduknya secara perlahan demi perlahan hingga matang dan tidak lengket membutuhkan waktu hingga empat sampai lima jam.

BeritaSukoharjo.com sempat mencoba mengaduk adonan yang dimasak
tersebut dengan kayu yang digunakan selama ini, dan terasa cukup berat mengaduk adonan jenang tersebut.

Namun, bagi pandi mengaduk adonan di wajan tersebut tidak begitu berat, mungkin karena telah terbiasa. Bagi Pandi, yang terberat dan terberat justru proses ketika mengelupas kelapa.

Baca Juga: Heboh Hepatitis Akut Anak Dikaitkan dengan Vaksinasi Covid 19, Ada hubungannya?

"Yang berat saat mengelupas kelapa, karena cukup banyak dan satu persatu mengelupasnya" kata Pandi kepada BeritaSukoharjo.com, Jumat 6 Mei 2022.

Sementara itu, Widya selaku pengelola mengatakan bahwa Jenang Dodol tersebut tanpa menggunakan pengawet, sehingga hanya bisa bertahan empat hari bila di diamkan di luar ruangan. Namun, bila dimasukkan ke dalam kulkas bisa bertahan hingga selama dua minggu.

Jenang Dodol tersebut merupakan usaha yang diwariskan dari neneknya yang telah membuat jenang sejak tahun 1970-an dan kini diwariskan kepadanya yang telah sejak kecil membantu neneknya membuat jenang.

Jenang Dodol khas Sukoharjo yang legit dan tidak lengket
Jenang Dodol khas Sukoharjo yang legit dan tidak lengket Berita Sukoharjo

Baca Juga: Tembus 1 Juta Penonton, Sandiaga Uno Ajak Nonton KKN Desa Penari Sama Pasangan. Netizen Bilang Begini

Kini, usaha jenang tersebut semakin berkembang dan setiap harinya habis satu wajan besar yang berkapasitas sekitar 25 kilogram.

Menurut Widya, Jenang Dodol Sukoharjo rasanya sedikit berbeda dengan jenang lainnya karena lebih keras, legit dan tidak lengket.

Pada momen lebaran dan liburan, Jenang Dodol Sukoharjo ini banyak diburu pemudik, mereka membawanya untuk oleh-oleh kembali dari mudik.

Baca Juga: Wanita Muslim, Simak yuk! Berikut Tuntunan Merawat Mulut dan Menghias Gigi dalam Islam, Kamu Harus Tahu!

Seperti yang dilakukan oleh Puji, pemudik asal Tangerang yang memborong jenang serta jajanan tradisional lainnya.

"Besok mau kembali ke Tangerang, ini saya beli jenang, wajik, intip dan lain-lain yang khas sini untuk oleh-oleh" kata Puji.

Pada musim mudik, Jenang Dodol khas Sukoharjo produksi "Jenang Mbah Wito" ini omsetnya naik empat kali lipat hingga habis 100 kilogram setiap harinya.

Selain memproduksi jenang, mereka juga membuat wajik, wingko dan prol roti serta jajanan tradisional lainnya.***

Editor: Choirul Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah