BKKBN Jateng Gandeng Pihak Swasta Tekan Angka Stunting

- 15 September 2021, 10:10 WIB
Kepala Dinas P2KB dan P3A Boyolali, Ratri S Survivalina
Kepala Dinas P2KB dan P3A Boyolali, Ratri S Survivalina /Sukoharjoupdate/ Kinan Riyanto/

Baca Juga: Ikan Mati Mendadak di Sungai Dengkeng, Cawas, Klaten Masih Dalam Penyelidikan

Kepala Dinas P2KB dan P3A Boyolali, Ratri S Survivalina mengingatkan adanya bonus demografi pada tahun 2045 yang akan datang.

Pada tahun tersebut, usia produktif di Indonesia jumlahnya lebih banyak daripada yang tidak produktif. Sehingga dari sekarang, harus dipersiapkan generasi muda yang sehat dan cerdas untuk mengharumkan nama Indonesia.

''Bagi para remaja harus kita bekali dengan pengetahuan betapa pentingnya mempunyai rencana perkawinan, rencana persalinan, agar generasi yang dihasilkan benar-benar generasi yang sehat,'' kata Ratri.

Baca Juga: PPKM Turun Level 3, Disdukcapil Sukoharjo Longgarkan Layanan Adminduk, Ini Penjelasannya

Mantan Kepala Dinas Kesehatan Boyolali ini melanjutkan, para remaja saat ini hidup dalam kungkungan dunia medsos. Banyak iklan-iklan yang justru menghambat pembangunan secara pribadi.

''Banyak makanan tidak sehat yang ditawarkan dalam iklan-iklan tersebut. Sehingga bila tidak hati-hati mengkonsumsi kuliner tersebut, dikhawatirkan akan mengganggu kesehatannya,'' kata Ratri.

Sehingga, untuk menekan angka stunting, harus melibatkan banyak pihak. Tidak hanya para orangtua saja yang diberi pemahaman bagaimana cara hidup yang sehat, namun para remaja juga harus dibekali sejak dini akan pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri.***

 

Halaman:

Editor: Kinan Riyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah