BKKBN Jateng Gandeng Pihak Swasta Tekan Angka Stunting

- 15 September 2021, 10:10 WIB
Kepala Dinas P2KB dan P3A Boyolali, Ratri S Survivalina
Kepala Dinas P2KB dan P3A Boyolali, Ratri S Survivalina /Sukoharjoupdate/ Kinan Riyanto/

''Program terbaru BKKBN yaitu dapur sehat atasi stunting (Dashat). Di dapur Dashat ini, para kader mengolah makanan sehat dari bahan lokal, yang selanjutkan dibagikan untuk anak-anak serta ibu hamil,'' jelas Herlina.

Yang harus didampingi dan dipantau perkembangan kesehatannya serta asupan gizinya adalah ibu hamil dan anak-anak di bawah 2 tahun.

Baca Juga: Cerita Unik, Vaksin Ditunggui Presiden Tukang Pande Besi Bernama Jokowi di Klaten Mengaku Tidak Bisa Tidur

Agar bayi tidak stunting, Herlina menghimbau kepada semua ibu hamil agar memperhatikan 1000 hari pemilik kehidupan (HPK).

''Dalam 1000 HPK ini akan menentukan kesehatan bayi selanjutnya. Semenjak ibu hamil sampai bayi usia dua tahun, asupan gizinya harus terjaga. Bila dibiarkan begitu saja karena berbagai faktor, bayi kemungkinan akan jadi stunting,'' jelas Herlina.

Mengingat angka stunting secara nasional masih cukup tinggi, yaitu 27,7 persen, maka dibutuhkan kerjasama semua pihak untuk benar-benar mengurangi angka stunting.

Baca Juga: BKKBN Perwakilan Jateng dan Komisi IX DPR RI Terus Percepat Pelaksanaan Vaksin di Wilayah Perbatasan Boyolali

''Bapak Presiden Jokowi menekankan agar tahun 2024 angka stunting ditekan sampai 14 persen,'' tambah Herlina.

Namun sampai saat ini, data anak stunting di Jawa Tengah belum valid berapa jumlah riilnya, sambung Herlina.

''Selama ini yang mengelola data Dinas Kesehatan melalui Bappeda sebagai penanggungjawabnya,'' pungkas Herlina.

Halaman:

Editor: Kinan Riyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah