Haul Kyai Imam Rozi Dan KH Abdul Mui’d Diperingati dengan Doa Bersama Untuk Bangsa

16 September 2021, 22:17 WIB
Haul Kyai Imam Rozi Dan KH Abdul Mui’d diperingati dengan tahlil dzikir dan doa bersama untuk bangsa. /Sukoharjoupdate/ Kinan Riyanto /

 

SUKOHARJOUPDATE - Haul ke 176 Kyai Imam Rozi (Singo Manjat) dan haul ke 80 KH Abdul Mu’id tahun 2021M/1443H diperingati dengan sederhana.

Kegiatan haul antara lain semaan Alquran, ziarah makam, dan pengajian virtual pada Selasa malam, 14 September 2021, serta puncaknya pada Rabu 15 September diisi dengan dzikir tahlil.

Haul diperingati di makam Kyai Imam Rozi Dan KH Abdul Mui’d di Dukuh Tempursari, Desa Tempursari, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Panitia kegiatan haul adalah keluarga keturunan dua Kyai kharismatik tersebut.

Baca Juga: Bupati Klaten Lantik 136 Pejabat Baru Tinggi Pratama, Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas

Salah satu anak cucu KH Abdul Mu’id, Muhammad Subhan (Gus Kim) menyampaikan, haul ke 176 Kyai Imam Rozi dan haul ke 80 KH Abdul Mu’id tahun ini diisi dengan kegiatan yang pesertanya dibatasi, namun tidak mengurangi kekhusu'an haul tersebut.

“Kegiatan semaan Alquran dengan khataman Alquran 30 juz. Sedang dalam pengajian virtual menghadirkan penceramah KH Muhammad Thoha Alawy dari Pondok Pesantren At Thohiriyyah Purwokerto. Sementara itu yang membacakan manaqib atau sejarah hidup Kyai Imam Rozi dan KH Abdul Mu’id adalah KH Abdul Aziz dari Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Solo,” kata Muhammad Subhan.

Muhammad Subhan menjelaskan, puncak acara haul dengan dzikir tahlil yang diadakan di makam Dukuh Tempursari pada Rabu (15/9/2021) malam. Dzikir tahlil dipimpin oleh Habib Rifki bin Ahmad Al Jaelani dari Karangnongko.

Baca Juga: Polres Boyolali Gelar Vaksinasi di Pondok Pesantren Afaada Ampel

“Dzikir tahlil diikuti oleh seratusan jamaah, dan kali ini dipusatkan di makam almarhum KH Muhammad Zahid. Puncak peringatan haul diadakan setiap tanggal 8 Safar. Karena saat ini masih dalam suasana pandemi Covid-19, maka acara haul diadakan secara sederhana,” ujarnya.

Gus Kim menambahkan, dalam dzikir tahlil ini, jamaah juga diajak berdoa untuk keselamatan bangsa dan NKRI.

“Karena saat ini kita masih pandemi, maka kita berdoa, mohon kepada Allah SWT. Semoga pandemi virus corona ini segera sirna dari bumi nusantara dan dunia,” ucapnya.

Baca Juga: BKKBN Perwakilan Jateng dan Komisi IX DPR RI Terus Percepat Pelaksanaan Vaksin di Wilayah Perbatasan Boyolali

Menurut Gus Kim, haul leluhurnya tersebut dipenuhi berkah. Saat acara dzikir tahlil berlangsung, cuaca di langit sangat cerah. Padahal sebelumnya sempat turun hujan dan panitia tidak menyiapkan tenda.

Dalam manaqib atau sejarah hidup Kyai Imam Rozi (Singo Manjat) disebutkan, Kyai Imam Rozi merupakan putra dari Kyai Maryani Wiromenggolo dari Cawas, Klaten. Kyai Imam Rozi dilahirkan pada tahun 1795 Masehi.

Sedari muda, Kyai Imam Rozi sudah terkenal sebagai seorang ulama. Dia juga sudah dikenal oleh Paku Buwono VI dan Pangeran Diponegoro.

Baca Juga: Ratusan Air Sumur Rasanya Asin, Warga Berharap PDAM Klaten Pasang Instalasi

Pada saat terjadi perang Diponegoro, Kyai Imam Rozi baru berusia 30 tahun. Dia diangkat menjadi seorang utusan penghubung, yang bertugas menyampaikan pesan rahasia Pangeran Diponegoro kepada Paku Buwono VI.

Kyai Imam Rozi kemudian diangkat sebagai seorang panglima perang (manggala yudha) dengan gelar Singa Manjat. Atas jasanya, Kyai Imam Rozi diberikan sebuah tanah perdikan di daerah Tempursari.

Dari Kyai Imam Rozi inilah kemudian lahir sejumlah tokoh ulama di Soloraya, di antaranya KH Abdul Mu’id, seorang tokoh mursyid Syadziliyyah dan putranya KH Ma’ruf yang menjadi Ketua Barisan Kyai Jawa Tengah.***

Editor: Kinan Riyanto

Tags

Terkini

Terpopuler