Baca Juga: Misteri Sejarah Lagu Genjer-Genjer, Lagu Propaganda PKI yang Terlarang dan Dianggap Berbahaya!
Syair lagu Genjer-genjer menggunakan bahasa Osing, yang merupakan bahasa asli rakyat Banyuwangi.
Gubahan Muhammad Arief ini bermaksud untuk menceritakan tentang kemiskinan yang dirasakan rakyat pada masa penjajahan Jepang.
Dalam perkembangannya lagu ini semakin populer sejak dinyanyikan penyanyi terkenal pada masa itu seperti Lilis Suryani dan Bing Slamet.
Namun Muhammad Arief tentu tak pernah membayangkan jika lagu yang diciptakannya menjadi malapetaka di kemudian hari, saat penjajahan Jepang justru telah berakhir.
Setelah terjadinya peristiwa berdarah G30S PKI yang gagal mengkudeta pemerintahan, lagu Genjer-genjer pun dicekal dan dilarang untuk dinyanyikan oleh penguasa Orde Baru.
Baca Juga: Wisata Budaya ke Candi Kedulan, Sembari Wisata Kuliner dan Cycling
Siapapun yang berani menyanyikan atau mempopulerkan lagu tersebut, pasti akan ditangkap.
Tak jauh beda dengan nasib pencipta lagunya, Muhammad Arief pun ditangkap oleh Corp Polisi Militer, karena dianggap ikut bergabung dengan PKI dengan masuk dan menjadi anggota LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang berafiliasi dengan PKI.
Berdasarkan penuturan anak dari Muhammad Arief yang bernama Sinar Samsi, dampak dari peristiwa G30S PKI rumah Ayahnya akhirnya dihancurkan warga, dan Ayahnya pun ditangkap.