Roro Jonggrang lantas menyuruh anak buahnya membangunkan semua orang. Mereka diminta membuat suara gaduh dengan berbagai macam alat.
Para wanita diminta menumbuk padi dengan alat tradisional yang disebut alu dan lesung.
Maka suasana negeri itu menjadi riuh. Akibatnya para makhluk tak kasat mata yang membantu pembangunan 1.000 candi menjadi takut.
Mereka mengira pagi sudah datang. Para pekerja ghaib pun segera meninggalkan pekerjaannya dan kembali ke alamnya.
Karena ditinggal banyak sekali pekerja ghaibnya, Bandung Bondowoso tidak mampu menyelesaikan pembangunan 1.000 candi. Masih ada satu candi lagi yang tidak selesai sampai matahari terbit.
Bandung Bondowoso menjadi marah sekali. Dia tahu kalau Roro Jonggrang mengganggunya. Saking marahnya Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung batu.
Itulah alur cerita Roro Jonggrang yang masih terkenal sampai hari ini di kawasan Jawa Tengah dan Yogyakarta.***