Cerita Roro Jonggrang dan Istana Ratu Boko di Jawa Tengah

- 6 September 2022, 10:22 WIB
Ilustrasi - cerita Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso, termasuk istana Ratu Boko di Candi Prambanan yang populer di Jawa Tengah
Ilustrasi - cerita Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso, termasuk istana Ratu Boko di Candi Prambanan yang populer di Jawa Tengah /Pixabay/denysabri

BERITASUKOHARJO.com - Kita mewarisi kekayaan budaya tak benda yang lumayan banyak. Salah satunya adalah dongeng dan cerita rakyat. Setiap daerah memiliki legenda, atau dongeng atau cerita rakyat.

Jawa Tengah dan Yogyakarta tidak terkecuali. Banyak sekali cerita rakyat yang dituturkan dari generasi ke generasi.

Salah satu cerita rakyat yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta adalah legenda Roro Jonggrang.

Legenda Roro Jonggrang adalah cerita rakyat yang dituturkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Cerita rakyat ini mengenai salah satu patung di Candi Prambanan.

Baca Juga: Cuma Tahu dan Tepung Tapioka, Siap-Siap Jadi Rebutan Keluarga, Simak Resep Cemilan Renyah dan Gurih Berikut!

Di Candi Siwa, yaitu candi terbesar dan tertinggi di kompleks Candi Prambanan, ada sebuah ruang. Letaknya di sisi utara candi tersebut.

Ruangan itu kecil saja. Di dalamnya ada sebuah patung Durga Mahisasuramardini.

Patung itu berwujud wanita cantik yang memiliki delapan tangan, atau empat pasang tangan. Patung tersebut berdiri di atas seekor sapi.

Di sisi bawahnya ada patung raksasa kecil. Patung itulah yang dimitoskan sebagai Roro Jonggrang yang dikutuk.

Beberapa kilometer di selatan Candi Prambanan ada sebuah peninggalan kuno yang disebut istana Ratu Boko. Bangunan yang masih tersisa adalah pintu gerbang megah yag terbuat dari batu.

Lalu ada pondasi bangunan dari batu. Bangunan istananya sudah tidak ada. Konon di situlah istana ayah Roro Jonggrang di zaman dulu.

Bagaimana alur ceritanya? Mari kita simak.

Baca Juga: Begini Cara Memilih Biji Kopi dan Bubuk Kopi, Pecinta Kopi Wajib Tahu!

Konon di zaman dahulu kalau di kawasan Prambanan itu ada sebuah negeri yang makmur. Sang raja memiliki seorang putri yang cantik jelita. Roro Jonggrang namanya.

Kecantikannya sudah terkenal ke banyak negeri. Tidak heran kalau banyak pangeran dan raja yang jatuh cinta lalu melamarnya. Tapi Roro Jonggrang belum berminat menikah.

Suatu hari ada seorang raja yang berkuasa dan kaya raya datang melamar. Namanya Bandung Bondowoso.

Dia datang sembari membawa kekayaan yang sangat banyak. Dia menjanjikan iming-iming besar kepada Roro Jonggrang.

Meskipun demikian, Roro Jonggrang masih tetap tidak bersedia menjadi istri Bandung Bondowoso. Maka dia mencari akal untuk menolak lamarannya.

Salah satu versi cerita ini mengatakan bahwa Roro Jonggrang menolak lamaran itu karena Bandung Bondowoso sudah menyerang negaranya.

Akhirnya Roro Jonggrang menemukan sebuah akal bagus. Dia memberi syarat sangat tinggi kepada Bandung Bondowoso.

Baca Juga: Punya Pisang Jangan Digoreng Saja! Bikin Cemilan Simple dengan Resep Ini untuk Ide Jualan Juga, Pasti Untung

Dia mengatakan bahwa dia mau dinikahi asal Bandung Bondowoso mampu membangun 1.000 buah candi dalam waktu satu malam.

Bandung Bondowoso menyanggupi. Dia berjanji esok harinya 1.000 buah candi sudah akan berdiri.

Maka Bandung Bondowoso mengerahkan seluruh anak buahnya untuk segera membangun candi malam itu juga. Dia juga dibantu oleh banyak makhluk yang tidak kasat mata.

Ternyata Bandung Bondowoso adalah seseorang yang sangat lihai membangun candi. Dengan cepat sekali pembangunan itu berjalan.

Roro Jonggrang menyuruh anak buahnya memantau pembangunan candi tersebut. Hari hampir pagi ketika anak buahnya melapor bahwa pembangunan 1.000 candi sudah hampir selesai.

Bandung Bondowoso dan anak buahnya sudah mampu menyelesaikan 999 candi. Jadi hanya kurang satu buah candi lagi.

Baca Juga: Pisang Kematangan Dibuat Kue Bolu, Cuma 2 Butir Telur Hasilnya Empuk Anti Bantat, Intip Resep Lengkapnya!

Roro Jonggrang menjadi cemas. Sejatinya dia tidak mau menikah dengan Bandung Bondowoso. Maka dia mencari akal lagi untuk menggagalkan pembangunan 1.000 candi.

Roro Jonggrang lantas menyuruh anak buahnya membangunkan semua orang. Mereka diminta membuat suara gaduh dengan berbagai macam alat.

Para wanita diminta menumbuk padi dengan alat tradisional yang disebut alu dan lesung.

Maka suasana negeri itu menjadi riuh. Akibatnya para makhluk tak kasat mata yang membantu pembangunan 1.000 candi menjadi takut.

Mereka mengira pagi sudah datang. Para pekerja ghaib pun segera meninggalkan pekerjaannya dan kembali ke alamnya.

Karena ditinggal banyak sekali pekerja ghaibnya, Bandung Bondowoso tidak mampu menyelesaikan pembangunan 1.000 candi. Masih ada satu candi lagi yang tidak selesai sampai matahari terbit.

Bandung Bondowoso menjadi marah sekali. Dia tahu kalau Roro Jonggrang mengganggunya. Saking marahnya Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung batu.

Itulah alur cerita Roro Jonggrang yang masih terkenal sampai hari ini di kawasan Jawa Tengah dan Yogyakarta.***

Editor: Risqi Nurtyas Sri Wikanti

Sumber: Kemdikbud Borobudur Park


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x