Baca Juga: Cerita Remeng Mangunjoyo, Kisah Kasih Panji dan Galuh Candra Kirana yang Seru dan Berliku
Setelah dewasa, Kangsa menjadi adipati di wilayah Sengkapura. Namun, tingkah laku Kangsa ini tidak baik.
Sementara itu, Basudewa memiliki putra-putri dari istrinya yang lain. Kakrasana adalah seorang pemuda berkulit bule.
Sementara itu, Narayana seorang pemuda cerdas dan sakti yang berkulit hitam, dan Sembadra adalah seorang gadis hitam manis. Mereka dididik di padepokan Widara kandang oleh Demang Sagopa.
Setelah dewasa, Kangsa memiliki nafsu untuk menguasai kerajaan Mandura. Dia tahu bahwa Prabu Basudewa memiliki anak lain sehingga timbullah pikiran jahatnya, dia ingin merebut kekuasaan dan membunuh Kakrasana dan Narayana.
Suatu hari, dia datang ke Istana Basudewa. Dia mengusulkan rencana adu jago alias pertandingan kesaktian. Sebenarnya, tujuannya adalah untuk menemukan dan membunuh Kakrasana dan Narayana.
Prabu Basudewa terpaksa menyetujui permintaan Kangsa. Namun, dia juga mengirim utusan kepada Pandawa Lima untuk meminta bantuan.
Maka disetujui Bima akan maju sebagai jago mewakili Mandura. Adik sang Bima, yakni Arjuna, lalu mandampingi. Tidak lupa dia membawa panah saktinya yang bernama Pasopati dan keris Pulanggeni.
Anak-anak Prabu Basudewa yang disembunyikan di Widara Kandang, yakni Kakrasana dan Narayana, mereka juga mendengar rencana adu jago tersebut.