Gaya arsitektur masjid ini khas Banjar. Bahan bangunannya memakai kayu yang sampai sekarang masih bertahan.
Hampir seluruh dindingnya dicat hijau tua dan hijau muda. Atapnya juga dari kayu. Berbeda dengan masjid gaya Timur Tengah, bentuk atapnya lancip ke atas. Atas itu bersusun dua. Puncaknya diberi hiasan khas Banjar yang terbuat dari kayu.
Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap Jenazah Eril Akan Tiba di Indonesia Pada Hari Minggu, Begini Katanya
Bagian dalam masjid ini sangat rapi dan bersih. Di depan ada mihrab yang dihiasi dengan kaligrafi. Pilar pilar yang menyangga atap juga dicat hijau.
Hanya lantainya saja yang tidak dicat. Lantainya juga dari kayu berwarna coklat tua. Beberapa pilar di luar ruang utama juga berwarna coklat tua.
Pengunjung yang datang di depan sudah disambut dengan gapura bergaya khas Banjar. Ada dua pilar yang bagian bawahnya berwarna hijau dan bagian atasnya bercat kuning. Gapura itu juga dihias dengan ukiran yang bergaya khas Banjar.
Baca Juga: Prosedur Memulangkan Jenazah dari Luar Negeri ke Indonesia
Halaman masjid cukup luas menampung banyak mobil dan motor pengunjung. Tidak jauh dari halaman itu ada kompleks makan Sultan Syuriansyah.
Cara ke sana
Cara palimg mudah untuk ke sana adalah dengan naik mobil atau motor. Kalau kalian tidak embawa kendaraan sendiri sekarang bisa dengan mudah mencari taksi online atau ojek online.