Bedhaya Endhol-Endhol Keraton Surakarta Mengalun Lembut di Hari Tari Dunia 2022

- 30 April 2022, 00:00 WIB
Penari menarikan Tari Bedhaya Endhol-Endhol di Hari Tari Dunia 2022
Penari menarikan Tari Bedhaya Endhol-Endhol di Hari Tari Dunia 2022 /Choirul Hidayat/BeritaSukoharjo.com
 
BERITASUKOHARJO.com - Tari Bedhaya Endhol-Endhol yang ditarikan oleh para penari dari Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta mengalun lembut di malam Hari Tari Dunia 2022, yang diselenggarakan di Pendopo ISI Surakarta, Jumat 29 April 2022.
 
Tari Bedhaya Endhol-Endhol tersebut ditarikan oleh sembilan penari perempuan, mereka dengan lembut menari diiringi alunan gamelan yang menghipnotis ribuan penonton di malam perayaan hari tari tersebut.
 
Tari Bedhaya Endhol-Endhol, selama sekitar 40 menit ditarikan dengan baik oleh para penari perempuan muda, mereka terlihat begitu serius dan fokus menarikan gerakan demi gerakan dari awal hingga akhir.
 
Ribuan penonton yang memadati Pendopo ISI Surakarta seakan terhanyut dan terhipnotis mengikuti gerakan lembut para penari dalam tarian Bedhaya Endhol-Endhol yang diiringi dengan alunan lembut suara gamelan yang ditabuh para niyaga.
 
Tarian Bedhaya Endhol-Endhol tersebut merupakan tarian yang dibawakan oleh Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta, besutan GKR Koes Moertiyah atau akrab dipanggil Gusti Moeng.
 
Gusti Moeng adalah sosok yang selama ini getol menjaga warisan tari dan karya-karya Sunan Pakubuwono serta Keraton Surakarta.
 
Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta sendiri selama ini selalu aktif mengisi pentas hari tari dunia di ISI Surakarta yang digelar setiap tanggal 29 April.
 
Sejak pertama hari tari dunia diselenggarakan, tercatat hanya sekali Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta absen mengikuti, yaitu pada tahun 2016 karena bertepatan dengan momen menarikan Bedhaya di Jumenengan Keraton Surakarta.
 
Penari menarikan Tari Bedhaya Endhol-Endhol di Hari Tari Dunia 2022
Penari menarikan Tari Bedhaya Endhol-Endhol di Hari Tari Dunia 2022 BeritaSukoharjo.com
Gusti Moeng kepada BeritaSukoharjo.com menjelaskan bahwa tari Bedhaya Endhol-Endhol memiliki gerakan yang sederhana, dan biasanya disajikan di Keraton untuk menyambut tamu kenegaraan karena durasinya sangat lama.
 
 
"Menurut guru saya, penari PB X akhir dan PB XI, Mbah Darso Upoyo, Tari Bedhaya Endhol-Endhol itu untuk dasar tari Bedhaya, karena gerakannya cukup sederhana" tandas Gusti Moeng.
 
Momen Hari Tari Dunia di ISI Surakarta juga terasa istimewa, karena seluruh keraton trah Mataram berada dalam satu rangkaian pementasan yang sama, turut tampil yaitu tari kolosal dari Kasultanan Yogyakarta serta dari Puro Pakualaman dan Puro Mangkunegaran.
 
"(bersatunya ke empat trah Mataram dalam satu panggung) ini merupakan Catur Sagotro Trah Mataram yang sudah kita lakukan sejak tahun 1970'an" ungkap Gusti Moeng.
 
Tari Bedoyo Endhol-Endhol merupakan warisan leluhur Keraton Surakarta yang hingga kini masih dilestarikan oleh Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta.***

Editor: Choirul Hidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x