BERITASUKOHARJO.com - Sudah pernah dengar cerita Panji? Di masa lalu cerita Panji ini sangat terkenal. Tidak hanya di Jawa saja tapi sudah berhasil menembus sekat sekat budaya dan negara.
Cerita Panji adalah cerita yang benar benar asli dari Indonesia. Cerita Panji ini bukan terjemahan atau saduran dari karya pujangga manca negara. Ini bedanya dengan karya sastra klasik lainnya.
Siapakah penulis cerita Panji? Itulah pertanyaan yang terlintas di pikiran banyak orang tentang cerita ini.
Baca Juga: Resep Cemilan Tahu Saus Telur Asin, Dijamin Bikin Nagih
Penulis cerita Panji yang pertama masih misterius. Sampai sekarang belum ditemukan bukti otentik tentang identitas penulis pertamanya.
Meskipun demikian penulis berikutnya ada yang diketahui namanya. Ya memang cerita Panji ada banyak sekali. Di Perpustakaan Nasional di Jakarta tersimpan paling tidak empat puluh naskah kuno Panji.
Di antara sekian banyak naskah itu sebagian besar tidak diketahui namanya. Beberapa ada yang diketahui.
Memang kelaziman di jaman dahulu kala banyak penulis tidak menyebutkan nama dalam karyanya. Akibatnya banyak karya sastra yang tidak diketahui nama penulsnya.
Baca Juga: Resep Cemilan Singkong Chocolatos, Lezat, Simpel, dan Super Ekonomis
Cerita Panji ini sudah ada sejak zaman Majapahit. Di masa itu cerita Panji ini dipahatkan di beberapa candi.
Candi Penataran di Jawa Timur memiliki relief cerita Panji di dindingnya. Demikian juga Candi Surowono di Kabupaten Kediri. Selain itu cerita Panji juga ditemukan di candi Miri Gambar.
Tokoh utamanya bernama Panji Inukertapati, alias Panji Asmorobangun. Pasangannya bernama Candrakirana alias Sekar Taji. Ada lagi istri lainnya bernama Angreni. Tokoh pendukungnya banyak sekali.
Inti kisahnya adalah kisah cinta antara Panji dengan Candra Kirana. Kisah cinta itu tidak berjalan mulus. Mereka menghadapi banyak kendala sebelum akhirnya bersatu menjadi suami istri.
Cerita ini juga mengilhami karya dalam bentuk lain, tidak hanya pahatan di dinding candi saja. Ada cerita Panji yang dilukis di kertas tebal. Kertas itu digulung pada kayu. Sekarang bentuk ini dikenal dengan nama Wayang beber.
Wayang beber ini beda dengan wayang kulit. Bedanya wayang beber tidak memiliki boneka. Jadi gulungan wayang itu dibuka oleh dalang lalu dia memaparkan cerita yang dilukiskan di dalam gulungan kertas tebal ini.
Perbedaan lain adalah wayang beber tidak dimainkan semalam suntuk. Dalangnya hanya memainkan wayang beber selama kurang lebih empat jam. Tentu saja memainkannya dengan bahasa Jawa.
Baca Juga: Resep Manisan Pepaya, Enak dan Segar, Dijamin Manis Legit Anti Gagal!
Perpusakan nasional mencatat puluhan cerita Panji. Menurut KatalogNaskah Cerita Panji yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, ada paling tidak empatpuluh cerita Panji.
Di antara cerita Panji yang yang paling terkenal adalah.
Ki Remeng Mangunjoyo
Panji Jaya Kusuma
Joko Kembang Kuning
Panji Angron Akung
Panji Angreni
Panji Jaya lengkara
Panji Dewakusuma
Panji Kudawanengpati
Panji Suryawisesa
Panji Kuda Narawangsa
Panji Wasengsari
Hikayat Cekel Wanengpati
Hikayat Panji Kuda Semirang
Hikayat itu adalah versi Melayu. Jadi cerita ini sudah tersebar ke Asia Tenggara.
Baca Juga: Resep Sakshouka Khas Negara Arab, Olahan Telur Yang Cocok Untuk Anak Kos
Cerita Panji juga mengilhami tarian dan drama tradisonal yang disebut dengan wayang topeng.
Kraton Yogyakarta pernah mementaskan wayang topeng dengan lakon ‘Jumenengan Prabu Tandreman’. Ini adalah salah satu varian cerita Panji. Pertunjukan ini bisa disaksikan di kanal Youtube Kraton Jogja.
Wayang gedog adalah salah satu jenis wayang yang memakai certa Panji. Ini mirip dnegan wayang kulit. Ada bonekanya tapi terbuat dari kayu. Ceritanya juga mengambil salah satu varian cerita Panji.
Itulah sepintas tentang cerita Panji, sebuah cerita karya asli anak bangsa Indonesia.***