Mengenal Situs Bung Karno di Ende, Tempat Pengasingan Soekarno

19 Mei 2022, 08:13 WIB
Rumah Pengasingan Bung Karno terletak di Jalan Perwira, Kampung Ambugaga, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende dengan koordinat 51 L 0350927, 9022481 UTM. /kebudayaan.kemdikbud.go.id/

BERITASUKOHARJO.com - Sebelum diasingkan ke Bengkulu dan menjalin hubungan asmara dengan Fatmawati, Ir. Soekarno atau yang lebih dikenal Bung Karno dibuang ke Ende pada tahun 1934 hingga 1938. 

Di masa pembuangannya, Soekarno memboyong serta istri keduanya, Inggit Garnasih beserta anak angkatnya, Ratna Djuami atau yang biasa disapa dengan panggilan Omi dan mertuanya, Ibu Amsi. 

Soekarno bersama keluarganya kemudian menempati sebuah rumah milik seorang warga bernama H. Abdullah Ambuwaru yang terletak di Desa Ambugaga, Kelurahan Kotaraja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende. 

Baca Juga: Lirik Lagu Belum Siap Kehilangan - Stevan Pasaribu, Inspirasi Awalnya Karena Kehilangan Ayah Tercinta

Rumah yang menjadi saksi bisu pergulatan batin Bung Karno selama menjalani masa pembuangan di Ende masih kokoh berdiri hingga saat ini. 

Diketahui pada tahun 2013 pemerintah bekerjasama dengan Pemda Kabupaten Ende telah melakukan pemugaran bekas kediaman Bung Karno. 

Namun, hal ini tidak lantas mengubah desain asli rumah tersebut. Di dalam rumah berukuran 9x18 meter terdapat tiga ruangan, di antaranya ruang tamu, ruang tengah, dan tiga kamar tidur. 

Baca Juga: Lirik Lagu Pesan Terakhir - Lyodra, Video Klip (MV) Sempat Trending di 5 Negara

Di ruang tamu dipajang beberapa koleksi pribadi Bung Karno, seperti lukisan yang menonjolkan pemujaan umat Hindu Bali di sebuah Pura, setrika besi, ketel, serta piring- piring makan bekas Bung Karno dan keluarga. 

Ada pula surat keterangan menikah dengan Ibu Inggit Garnasih, termasuk surat perjanjian cerai yang masih menggunakan ejaan lama. 

Selain itu, juga terdapat album kenangan seperti potret kunjungan perdana Bung Karno setelah menjabat sebagai Presiden, termasuk foto pribadinya saat mengenakan jas. 

Baca Juga: Inspiratif! Sutarman Warga Desa di Boyolali, Ubah Sampah Sayur dan Limbah Sisa Makanan Jadi Biogas

Ada pula foto Soekarno bersama Ibu Inggit, potret beberapa orang yang sedang berenang di Sungai Wolowona, juga gambar yang diambil bersama para rohaniawan Katolik. 

Di ruang depan juga diperlihatkan sebuah biola usang yang pernah dimainkan oleh Bung Karno, destar atau ikat kepala berbentuk segitiga, dan kain sarung Samarinda penyerahan dari Ruslan Putih.

Di sampingnya terdapat salinan cerita milik Ratna Djuami, sebuah pena atau bolpoin, dulang dan alas kuningan, serta salinan naskah Tonil Kelimutu yang dipakai sebagai sarana untuk membakar semangat masyarakat melawan Belanda dan kaki meja berukir. 

Baca Juga: Avatar 2 The Way of Water akan Segera Tayang, Simak Jadwal Rilisnya

Masuk ke dalam ruangan tengah kita akan menjumpai sebuah meja marmer dengan kursi tamu dan piring untuk meletakkan buah yang digunakan Bung Karno untuk menjamu para tamu.

Namun, perabotan ini terkunci rapat dalam kaca, sehingga pengunjung tidak memiliki akses untuk mencobanya. 

Selanjutnya beralih ke kamar, tampak garis pembatas di depan pintu masuk sehingga pengunjung hanya bisa melihat dari luar.

Di dalam kamar terdapat dua ranjang tidur besi lengkap dengan bantal, guling, dan kelambu yang semuanya bernuansa putih. 

Baca Juga: Mulai 18 Mei 2022, Penumpang KA Jarak Jauh Semakin Mendapat Kelonggaran Persyaratan

Di samping itu, ada lemari dan gantungan baju. Di sisi luar sebelah kanan kamar terdapat potret masa muda Bung Karno dan dua buah tongkat dengan motif berbeda, yaitu bermotif kera dan polos. 

Konon, Bung Karno hanya menggunakan tongkat bermotif kera saat berada dalam kota sebagai bentuk penghinaan terhadap Belanda, sedangkan motif polos hanya dipakai saat bepergian ke luar kota. 

Sementara itu, di sisi luar sebelah kiri kamar tampak lampu minyak. Di ruangan belakang kita akan menemukan sumur tua, perabotan memasak, tempat salat, serta pajangan buku lengkap dengan koleksi buku milik Bung Karno.  

Baca Juga: Harga Minyak Turun, Efek Konflik Rusia Ukraina?

Tidak jauh dari situs Bung Karno, terdapat sebuah taman dengan pohon sukun bercabang lima menghadap lautan lepas, tempat Soekarno biasa melepaskan penat dan merenungkan butir-butir Pancasila.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Cagar Budaya Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler