UNESCO Pilih di Sukoharjo, Gelar Penetapan dan Sidang Verifikasi Nominasi Jamu Sebagai Warisan Tak Benda

2 Maret 2022, 19:15 WIB
Bupati Sukoharjo Etik Suryani bersama perwakilan UNESCO dan sejumlah pejabat dinas terkait dalam kegiatan penetapan dan sidang verifikasi nominasi jamu sebagai warisan tak benda /Sukoharjo Update/ Nanang Sapto Nugroho

SUKOHARJOUPDATE– Kabupaten Sukoharjo mendapat kehormatan sebagai lokasi penyelenggaraan penetapan dan sidang verifikasi nominasi budaya sehat jamu sebagai warisan tak benda ICH (Intangible Cultural Heritage)-02 UNESCO.

Acara yang digelar secara blended ini di buka Bupati Sukoharjo Etik Suryani di pendopo Graha Satya Praja Pemkab Sukoharjo, Rabu 2 Maret 2022. Sejumlah pejabat dan perwakilan dari UNESCO juga hadir secara daring.

"Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan sentra perjualan jamu tradisional yang cukup dikenal di Indonesia," kata Etik dalam sambutannya.

Baca Juga: Empati Kepada 50 Keluarga Tahanan, Polres Sukoharjo Bagikan Paket Bansos

Disebutkan, peran serta Pemkab Sukoharjo dalam rangka melestarikan jamu sebagai warisan budaya antara lain, Sukoharjo dicanangkan sebagai destinasi wisata jamu di Indonesia dan pencanangan Nguter sebagai Kampung Jamu,

"Pembangunan Pasar Jamu Nguter serta Kafe Jamu, rekor Muri minum jamu massal dengan peserta terbanyak 15.080 pelajar.Selain itu, juga melakukan pelatihan dan pembinaan jamu pada perajin jamu," papar Etik.

Pemkab Sukoharjo memposisikan jamu sebagai minuman gaya hidup atau lifestyle melalui sosialisasi intensif, membuat kebijakan minum jamu bersama setiap hari Jum'at bagi ASN, dan berbaju seragam batik Jamu Gendong.

Baca Juga: Ada 6 Jenis Vaksin Booster Covid-19 yang Dipakai di Indonesia, Simak Apa Saja

“Untuk itu, saya mengapresiasi kegiatan verifikasi ini, mudah-mudahan jamu sebagai satu-satunya warisan budaya milik Indonesia diakui keberadaannya. Saya juga mengajak semua pihak untuk menjaga dan melestarikan jamu secara terpadu,” ujarnya.

Etik berharap pengusaha jamu dan obat tradisional dapat terjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak dalam mengembangkan produk jamu modern. Yakni, meningkatkan kualitas produk obat berbahan dasar alam menjadi produk yang unggul, aman, bermutu, dan berkhasiat serta aman.

Dalam kesempatan ini, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia, Dwi Ranny Pertiwi Zarman, mengungkapkan, dipilihnya Sukoharjo sebagai lokasi kegiatan UNESCO kali ini,  karena Pemkab Sukoharjo dinilai sangat mendukung terhadap pelestarian jamu.

Baca Juga: Harga Wortel Terjun Bebas, Petani di Selo Boyolali Ubah Haluan Bikin Manisan, Ini Hasilnya

“Upaya untuk memasukkan jamu sebagai nominasi sudah dimulai sejak 2013 dan membutuhkan proses yang panjang. Ratusan formulir harus diisi. Dan untuk kegiatan hari ini merupakan final dengan harapan jamu bisa lolos dan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia,” tandasnya.***

Editor: Nanang Sapto Nugroho

Tags

Terkini

Terpopuler