Tren Adopsi Boneka Arwah, Pakar Psikologi UNAIR Sebut Bisa Jadi Cari Sensasi

- 6 Januari 2022, 15:40 WIB
Bisa Datangkan Keberuntungan, Simak Fakta Fenomena Adopsi Spirit Doll atau Boneka Arwah yang Sedang Trending
Bisa Datangkan Keberuntungan, Simak Fakta Fenomena Adopsi Spirit Doll atau Boneka Arwah yang Sedang Trending /Yoga mulyana /Instagram @sartikasaridewi1206

“Bisa jadi mereka hanya mencari sensasi agar popularitasnya naik,” sambung Prof. Nurul. Meskipun demikian, segala sesuatu tetap ada batasnya agar justru tidak merugikan kesehatan mental.

“Karena apabila perilaku tersebut dibiarkan terjadi secara terus-menerus, maka akan berdampak terhadap kondisi kesehatan mental seseorang. Jika ketidakwajaran itu tidak segera dihentikan, maka berisiko pada keadaan psikopatologinya (ketidakstabilan fungsi kejiwaan yang meliputi indera, kognisi, dan emosi, Red)," ujarnya.

"Segala kondisi berisiko harus ditangani sedini mungkin agar tidak semakin sulit untuk mengembalikan kepada kondisi yang rasional dan realistis,” sambung Prof. Nurul.

Baca Juga: Beredar Video Rombongan Presiden Jokowi Menepi Beri Akses Lewat Ambulance di Grobogan

Lebih lanjut, sejatinya bagi sebagian orang bahwa boneka dapat menjadi strategi pemulihan mental (coping stress, Red). Misalnya ketika seseorang pernah kehilangan anaknya, maka boneka dapat menjadi terapi psikologis bagi mereka.

Karena secara psikologis juga boneka bisa menjadi sarana penyegaran pikiran bagi individu selama tidak berlebihan dan harus tetap di bawah pendampingan dari psikolog atau psikiater.

Akan tetapi terlepas dari manfaat tersebut, sejatinya boneka hanyalah benda mati. Mereka hanya menjadi perangkat yang tidak memiliki hal-hal khusus, kecuali hanya pengaruh dari perlakuan sang pemilik.

Baca Juga: Lirik dan Chord Gitar lagu Nostalgia di SMA Paramitha Rusady: Canda Kita

Ketika memperlakukan boneka secara spesial, maka Prof. Nurul menghimbau agar mencari tahu alasannya. Apabila hanya mengarahkan kepada perilaku negatif yang melampaui batas kewajaran, maka harus segera dihentikan agar tidak terjebak pada situasi yang kurang sehat, baik secara psikologis maupun mental.

"Sebagai orang yang mungkin dekat dengan individu yang berperilaku di luar batas tersebut, tentu kita memiliki kewajiban untuk membantu mereka. Saya menyarankan agar terlebih dahulu kita menanyakan penyebab mereka untuk bertindak demikian. Selagi jawabannya masih rasional, ya tidak apa-apa,” lanjutnya.

Halaman:

Editor: Bramantyo

Sumber: Humas Unair


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah