Hapus Stigma Praktek Prostitusi Berkedok Pesugihan di Kemukus, UNS Siap Turun Gunung, Seperti Apa?

- 20 Desember 2021, 22:39 WIB
Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho bersama Bupati Sragen
Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho bersama Bupati Sragen /Humas UNS/

SUKOHARJOUPDATE - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta siap turun gunung membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen dalam menata ulang kawasan Gunung Kemukus.

Hal itu diungkapkan Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho saat menghadiri Dialog Interaktif bertajuk “Pengelolaan dan Pengembangan Pascapembangunan Kawasan Gunung Kemukus” bertempat di Sunan Hotel, Senin 20 Desember 2021.

Dalam acara yang dihadiri Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati serta Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (PPW) Jawa Tengah (Jateng) Direktorat Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) Cakra Nagara, Jamal melihat sudah waktunya Gunung Kemukus diubah paradigmanya.

Baca Juga: Begini Progres Terbaru Mega Proyek Pembangunan Masjid Agung Karanganyar

“Jadi, kalau kami melihat Gunung Kemukus itu adalah sebuah tempat ‘wisata’ dan tempat pesugihan. Dalam konteks kekinian, nampaknya hal-hal yang berkaitan seperti itu harus mulai diubah,”papae Jamal.

Ia mengatakan, UNS akan berperan meluruskan mitos tidak benar yang menyelimuti kawasan ini sejak lama. Jamal mengaku sangat prihatin terhadap praktik esek-esek di Gunung Kemukus, yang seharusnya digunakan sebagai wisata religi.

“Karena paham yang seperti itu harus diluruskan, maka kita sudah hadir untuk berkolaborasi dengan Sragen. Ke depan, berharap kawasan itu menjadi wisata budaya, anak-anak berkembang lebih baik, ibu-ibu tidak dalam persepsi yang kurang baik,”paparnya.

Baca Juga: Lirik Lagu dan Chord Gitar Maria Julius Sitanggang: Seperti yang Dulu

Ada sejumlah dukungan yang akan diberikan UNS kepada Pemkab Sragen. Hal ini sejalan dengan revitalisasi Gunung Kemukus menjadi “The New Kemukus” oleh Kementerian PUPR.

Pertama, UNS akan menerjunkan sejumah Pusat Studi di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS, Riset Grup Program Studi (Prodi), dan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Javanologi UNS.

Pusat Studi yang akan dilibatkan dalam penataan ulang kawasan Gunung Kemukus, diantaranya Pusat Penelitian dan Pengembangan Pariwisata, Pusat Penelitian Kependudukan dan Gender, Pusat Pengembangan Kewirausahaan, dan Pusat Penelitian Pedesaan dan Pengembangan Daerah.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka Serta 9 Kepala Daerah Terpilih Penerima Anugerah Kebudayaan PWI

Sedangkan, Riset Grup Prodi yang disiapkan meliputi bidang keilmuan green economy, teknologi tepat guna, kepariwisataan, dan kesehatan. Jumlah ini disebut Jamal bisa bertambah sesuai kebutuhan di lapangan.

“Ini bisa digunakan sebagai sarana dan prasarana agar riset-riset yang ada bisa menggeser persepsi budaya (red: yang tidak benar) kemudian bisa diarahkan kepada pemahaman masyarakat di sana yang lebih baik,” kata Jamal.

Kedua, UNS akan memanfaatkan kawasan Gunung Kemukus di Kecamatan Sumberlawang, Sragen sebagai tempat implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Baca Juga: Upaya Keras Polwan Hilangkan Trauma Warga Terdampak Pasca Erupsi Gunung Semeru

Berbeda dengan kondisi Gunung Kemukus puluhan tahun yang lalu, kawasan ini sekarang sudah layak dijadikan tempat MBKM mahasiswa UNS sebab Kementerian PUPR telah melakukan revitalisasi.

“Melalui program ini, mahasiswa kami dapat dilibatkan dalam kegiatan pengembangan Gunung Kemukus sebagai destinasi budaya melalui beberapa kegiatan. Dan, ini akan melibatkan dosen, industri dan mahasiswa untuk memenuhi 20 SKS atau setara dengan 4-6 bulan di lapangan,” jelasnya.

Dan, peran UNS yang terakhir adalah menerjunkan mahasiswa melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Gunung Kemukus. Prof. Jamal menerangkan, cara ini akan dilakukan secara periodik dengan roadmap yang jelas.

Baca Juga: Semeru Naik Level III, PVMBG Minta Aktivitas di Wilayah Tenggara Hingga Besuk Kobokan Dihentikan Sementara

Melalui KKN Tematik UNS di Gunung Kemukus, UNS akan melibatkan 3.000-5.000 mahasiswa per angkatan dengan dibantu sekitar 350 dosen pendamping.

“Pengabdian kami di sana akan memberikan sebuah pemahaman dan pemanfaatan (red: kemampuan) kepada masyarakat agar mereka juga merasa ada yang mendampingi," jelasnya.***

Editor: Bramantyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah