BERITASUKOHARJO.com - Setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari 'Sumpah Pemuda' yang menjadi salah satu tonggak utama dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa kita, terutama para pemuda, sudah mengikrarkan diri sebagai sebuah bangsa melalui 'Sumpah Pemuda'
Ikrar 'Sumpah Pemuda' yang lahir pada Kongres Pemuda II di Batavia ini dihadiri dari berbagai perwakilan organisasi pemuda, dari Indonesia bagian barat sampai Indonesia Timur.
Indonesia bagian barat di antaranya diwakili oleh tokoh pemuda dari Sumatera Barat, Mohammad Yamin.
Sementara di timur ada Johannes Leimena, dari Maluku, Raden Katjasungkana dari Madura, Cornelis Lefrand Senduk wakil pemuda Sulawesi, dan banyak lagi tokoh pemuda yang datang dari berbagai daerah dengan berbagai latar belakang.
Dengan keterbatasan transportasi pada saat itu, mereka tetap datang dari tempat-tempat yang jauh, berkumpul di Batavia, demi mewujudkan persatuan pemuda Indonesia.
Berikut ini 5 fakta mengenai 'Sumpah Pemuda' yang jarang diketahui sehingga mulai sekarang wajib diketahui para pemuda masa kini, yang dikutip BeritaSukoharjo.com dari kanal YouTube Pengen Tau.
Baca Juga: Telur Puyuh Goreng Krispi, Ide Jualan Cemilan Gurih dan Super Kriuk, Jual 1000an Jadi Rebutan
1. Tiga Keputusan Kongres
Sumpah Pemuda yang merupakan hasil Kongres Pemuda kedua ini diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia Jakarta.
Isi dari keputusan ini adalah para pemuda berikar satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia.
2. Awalnya Tidak Bernama
Mungkin tak banyak orang tahu, bahwa sebenarnya ikrar Sumpah Pemuda yang merupakan hasil rumusan Kongres Pemuda II tersebut awalnya tidak memiliki nama.
Setelah beberapa hari kemudian barulah ikrar tersebut diberi nama 'Sumpah Pemuda'
3. Lagu Indonesia Raya Pertama Diperdengarkan
Lagu kebangsaan Indonesia Raya untuk pertama kali diperdengarkan kepada publik, pada Kongres ini.
Lagu ini dibawakan langsung oleh penciptanya Wage Rudolf Soepratman dengan menggunakan biola.
Oleh karena pada masa tersebut, Belanda tidak mengizinkan penggunaan kata 'Merdeka' untuk diucapkan, hingga akhirnya lagu ini pun dikumandangkan tanpa syair.
Baca Juga: Masak Semur Telur dan Tahu Anti Ribet, Menu Sarapan Aman untuk Lambung, Simak Resepnya
4. Kongres Diadakan di Sebuah Rumah Milik Keturunan Tionghoa
Kongres diadakan di sebuah rumah di Jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta Pusat.
Rumah tersebut adalah miliki Sie Kong Lian, warga Indonesia keturunan Tionghoa. Seorang pedagang kasur di sebuah pasar di Jakarta.
Hasil Kongres ditulis oleh Muhammad Yamin dan dibacakan Soegondo Djojopoespito sebagai pimpinan Kongres.
Baca Juga: Kue Coklat Ini Terbuat dari Oreo dan Tanpa Oven! Rasanya Manis dan Super Enak, Hanya 3 Bahan!
5. Awalnya Menggunakan Bahasa Belanda
Pada awalnya ikrar 'Sumpah Pemuda' menggunakan bahasa Belanda.
Namun, Muhammad Yamin kemudian menterjemahkan dengan menggunakan bahasa Melayu. ***