Sejarah Peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober, Fakta di Balik Peristiwa 3 Kali Rapat dalam 2 Hari Kongres

- 28 Oktober 2022, 07:34 WIB
Ini fakta sejarah peristiwa Kongres Sumpah Pemuda 28 Oktober
Ini fakta sejarah peristiwa Kongres Sumpah Pemuda 28 Oktober /Instagram@kemenpora

BERITASUKOHARJO.com – Hari Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober menjadi momentum bersejarah bangsa Indonesia. Ada beberapa fakta sejarah di balik peristiwa tersebut.

Momentum peristiwa Sumpah Pemuda adalah hasil akhir keputusan Kongres Pemuda setelah tiga kali rapat selama dua hari sekaligus.

Perlu diketahui dalam sejarah bahwa Kongres Pemuda diadakan dua hari pada tanggal 27 sampai 28 Oktober 1928 yang bertempat di Jakarta, atau dulu dikenal dengan Batavia.

Sumpah Pemuda merupakan peristiwa sejarah yang dilakukan para pemuda-pemudi Indonesia untuk menyatakan komitmen bersama sebagai satu bahasa, bangsa, dan bahasa.

Baca Juga: Badan Dingin Langsung Hangat Santap Kuah Nikmat Sop Ayam Ini, Cocok untuk Makan Sehari-hari di Rumah

Berikut sejarah peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober dan fakta di balik peristiwa yang terjadi, dilansir BeritaSukoharjo.com dari laman resmi museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id.

Pada dasarnya, sejarah penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI).

PPPI merupakan sebuah organisasi pemuda yang terdiri dari pelajar dari seluruh Indonesia.

Kemudian atas inisiatif PPPI, Kongres Pemuda akhirnya dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda. Kongres tersebut dibagi menjadi tiga kali rapat.

Tiga kali rapat tersebut yang pada akhirnya nanti menghasilkan Sumpah Pemuda yang kita peringati setiap 28 Oktober.

Baca Juga: Tanpa Tepung dan Cantik Alami Tanpa Pewarna, Cemilan Singkong Pandan Super Enak Cuma 5 Bahan, Awas Ketagihan!

RAPAT PERTAMA

Momentum rapat pertama terjadi pada hari Sabtu, 27 Oktober 1928, bertempat di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB) atau yang sekarang terkenal sebagai Lapangan Banteng.

Soegondo dalam sambutannya memiliki harapan agar Kongres Pemuda ini mampu memperkuat semangat persatuan yang kokoh dari para pemuda.

Acara rapat dilanjutkan dengan gagasan Mohammad Yamin mengenai arti dan kolerasi persatuan dengan pemuda.

Mohammad Yamin mengatakan ada lima faktor yang sanggup memperkuat persatuan Indonesia yakni sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Baca Juga: Bingung Cari Hidangan Harian Keluarga? Yuk, Bikin Kerang Hijau yang Nampol, Rasa Pedasnya Kalahkan 1 Kg Cabai

RAPAT KEDUA

Momentum rapat kedua terjadi pada hari Minggu, 28 Oktober 1928, bertempat di Gedung Oost-Java Bioscoop.

Pada rapat kedua ini membahas masalah terkait pendidikan pemuda. Ada dua pembicara dalam rapat kedua tersebut, yaitu Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro.

Hasil rapat kedua menyatakan satu pendapat bahwa setiap anak harus memperoleh pendidikan kebangsaan, yang artinya ada keseimbangan dan demokratis antara pendidikan rumah dan sekolah.

Baca Juga: Wow, Mantap Banget Singkong dan Gula Aren Dibikin Cemilan Jadul 5 Bahan Ini, Kenyal Gurih Manis Bikin Nagih!

RAPAT KETIGA

Peristiwa rapat ketiga adalah momentum tercetusnya Sumpah Pemuda. Momentum rapat ketiga ini bertempat di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat pada 28 Oktober 1928.

Sesi rapat ketiga ini memaparkan pentingnya demokrasi dan nasionalisme selain gerakan kepanduan.

Perlu diketahui bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari sejarah Pergerakan Nasional, karena mendidik anak-anak untuk disiplin dan mandiri dari sejak dini.

Kemudian Kongres Pemuda ditutup dengan penyampaian rumusan hasil Kongres Pemuda.

Rumusan ini merupakan rumusan sumpah setia pemuda pada tanggal 28 Oktober yang sekarang dikenal dengan Sumpah Pemuda, yang berbunyi:

Baca Juga: Peringatan Hari Sumpah Pemuda Setiap Tanggal 28 Oktober, Berikut Sejarah yang Melatarbelakanginya

PERTAMA,

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,

MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,

TANAH INDONESIA.

KEDOEA,

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,

MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,

BANGSA INDONESIA.

KETIGA,

KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,

MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,

BAHASA INDONESIA.

Itulah sejarah peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober dan fakta di balik peristiwa tiga kali rapat dalam dua hari saat Kongres Pemuda dilaksanakan.***

Editor: Risqi Nurtyas Sri Wikanti

Sumber: museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah