BMKG Ingatkan Ancaman Gempa Bumi dengan Kekuatan 8,7 dan Tsunami 10 Meter di Wilayah Ini

30 Juli 2022, 11:48 WIB
Ilustrasi gempa bumi dan tsunami /Pixabay/Kellepics.

BERITASUKOHARJO.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi akan terjadi gempa bumi dan tsunami di sepanjang selatan Pulau Jawa.

Hal tersebut langsung disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yakni Dwikorita Karnawati.

Dirinya mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami di sepanjang selatan Pulau Jawa.

Ia meminta pemerintah daerah dan mengimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan guna mengantisipasi skenario terburuk dari ancaman gempa bumi dan tsunami.

Baca Juga: Punya Singkong Nganggur? Ini Resep Geblek Khas Kulon Progo, Cemilan Gurih Siap Temani Harimu

Dilansir oleh BeritaSukoharjo.com dari situs BMKG pada Sabtu, 30 Juli 2022, Dwikorita Karnawati menyampaikan beberapa hal terkait ancaman yang mungkin terjadi.

"Dari hasil pemodelan tsunami dengan skenario terburuk, dikhawatirkan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter di pantai Cilacap, sebagai akibat dari gempa bumi dengan kekuatan M = 8,7 pada zona megathrust dalam tumbukan lempeng tersebut."

Hal ini dikatakannya pada saat membuka sekolah lapang gempa bumi (SLG) yang digelar BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara pada Rabu, 27 Juli 2022, di Cilacap.

Baca Juga: 2 Cara Rahasia Membuat Bawang Goreng Super Renyah dan Kriuk

Kegiatan ini dihadiri juga oleh beberapa pejabat di antaranya, Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Bambang Setiyo Prayitno.

Selain itu, turut hadir juga Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie, Kepala Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Taruna Mona Rachman.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cilacap - Wijonardi dan sejumlah tamu undangan lain di Fave Hotel Cilacap.

Baca Juga: Johnny Depp Jual Koleksi Lukisannya Melalui Castle Fine Art dan Raup Rp54,2 Miliar

Terkait prakiraan skenario terburuk, Dwikorita menyebutkan, hal ini bukan sebuah ramalan. Melainkan hasil kajian ahli dan pakar kegempaan.

Ia menambahkan, bahwa pihaknya tidak bisa mengetahui kapan waktunya terjadi, hal itu karena hingga saat ini belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi dengan akurat kapan terjadinya gempa.

Perhitungan skenario terburuk merupakan sebuah pijakan untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi.

Baca Juga: 7 Ide Resep Masakan Sederhana, Enak dan Sehat, Cocok Dimasak Ibu Rumah Tangga

Seandainya ketika terjadi gempa bumi dan tsunami, baik pemerintah dan masyarakat telah siap dan sudah tahu langkah saja yang harus dilakukan.

Maka ketika peristiwa itu terjadi, semua pihak yang telah diedukasi tahu kapan dan kemana harus berlari untuk menyelamatkan diri secara mandiri atau juga kelompok.

BMKG aktif bekerja sama dengan pemerintah daerah, BNPB/BPBD dan multi pihak terkait, rutin menggelar SLG di titik-titik rawan gempa bumi dan tsunami kepada masyarakat dan pemangku kepentingan, hal ini dinilai sangat bermanfaat dalam mengelola risiko dan bencana. ***

Editor: Nurulfitriana Ramadhani

Sumber: bmkg.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler