Buku tersebut juga mencantumkan bahwa sebutan Buroq berasal dari kata barq yang artinya petir. Penamaan ini disebabkan oleh kecepatan langkahnya yang melebihi kecepatan cahaya.
Sumber lain yang dijadikan rujukan juga memberikan pernyataan serupa. Dalam buku Fann al-Qishshah karya Zaini Dahlan Ismail (1959), menunjukkan bahwa Buroq adalah seekor binatang yang tinggi berwarna putih.
Badannya lebih tinggi dari keledai, tapi lebih rendah dari bagal (keturunan silang antara kuda dan keledai).
Konsep Buroq dalam Ilmu Fisika
Berdasarkan keilmuan fisika, kecepatan cahaya yang dimiliki oleh petir adalah sekisar 299.792.458 m/s atau biasanya dibulatkan menjadi 3 ratus juta meter per detik. Dengan kecepatan itu bahkan suatu benda akan sulit terlihat dengan mata telanjang.
Buroq dalam peristiwa Isra Miraj kemudian dijelaskan dengan teori Annihilation atau teori pembantaian.
Dilansir dari Britannica, teori ini merupakan reaksi yang mana sebuah partikel dan anti partikelnya saling bertabrakan, menghilang, dan melepaskan energi.
Fenomena tersebut terjadi ketika massa materi pada tubuh Nabi Muhammad SAW bertabrakan dengan massa antimateri dari kuasa Allah SWT melalui Malaikat Jibril, lalu menghilang.