Suatu ketika suaminya sempat bergumam dan berkomentar mengenai tumpukan botol plastik bekas di halaman belakang rumah mereka.
Ia kemudian secara spontan berkata mungkin saja saking banyaknya botol plastik itu bisa cukup untuk dibuatkan sebuah rumah.
Tak disangka obrolan bersama suaminya itu memberikan ide bagi Inggrid dalam berkreasi membuat rumah daripada membiarkannya tergeletak begitu saja tak digunakan.
Tak hanya itu saja, Inggrid juga sempat mendatangi sebuah sekolah dan menanyakan kado yang anak-anak inginkan saat Natal nanti.
Tak disangka mereka menjawab ingin memiliki rumah untuk ditinggali bersama keluarga.
Hal tersebut dikarenakan rumah mereka yang kecil terbuat dari karet dan karton gampang sekali rusak.
Dari cerita anak-anak tersebut Inggrid semakin ingin membantu masyarakat miskin untuk memiliki rumah yang layak namun dengan harga terjangkau.
Ia lalu mengumpulkan botol-botol bekas plastik untuk membantu mengurangi sampah dan pencemaran lingkungan.
Agar lebih kuat dan tahan lama, Inggrid mengisi tanah serta pasir ke dalam botol lalu menyulap botol-botol tersebut menjadi rumah yang layak huni bahkan lebih kuat dibandingkan rumah karton.