Meneladani Optimisme Nenek Moyang dan Mentaati Anjuran Optimistis Rasulullah SAW

- 31 Oktober 2022, 20:35 WIB
Ilustrasi - meneladani optimisme nenek moyang dan anjuran bersikap optimistis dari Rasulullah SAW
Ilustrasi - meneladani optimisme nenek moyang dan anjuran bersikap optimistis dari Rasulullah SAW /Pexels/Andrea Piacquadio

BERITASUKOHARJO.com - Hidup ini harus dijalani dengan sikap optimistis. Itulah cara terbaik untuk menjalani kehidupan ini.

Optimisme itu kita warisi dari ajaran nenek moyang yang tercatat dalam banyak peribahasa. Dalam bahasa Jawa ada beberapa peribahasa yang mengajarkan dan menggambarkan sikap optimistis.

Sikap optimistis juga diajarkan dalam Islam. Rasulullah SAW mengajarkan optimisme juga. Hal ini tercatat dalam beberapa hadits.

Bagaimana peribahasa dan hadits tentang optimisme? Berikut ini paparannya yang dilansir BeritaSukoharjo.com dari Buku Peribahasa Jawa Sebagai Cerminan Watak, Sifat dan Perilaku Manusia Jawa yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.

Baca Juga: Bosan dengan Tumis? Coba Buat Rujak Kangkung Anti Mainstream Ini, Makanan Sederhana tapi Luar Biasa

Hayati dengan serius agar kamu bisa menyikapi hidup ini dengan optimistis.

Ono dino ono upo. Dalam bahasa Indonesia padanannya adalah ada hari ada nasi.

Maksudnya nenek moyang kita menganjurkan agar kita selalu bersikap optimistis dalam hal rezeki. Allah SWT pasti akan memberi nasi atau rezeki kepada hamba-Nya.

Nenek moyang juga menganjurkan kita bekerja dengan baik untuk menjemput rezeki. Peribahasa berikut ini gambarannya.

Alon-alon waton kelakon. Arti harfiahnya adalah pelan-pelan asal berjalan atau terlaksana. Ini adalah anjuran untuk bekerja dengan cermat. Ini bukan anjuran untuk bekerja dengan santai.

Misalnya sebuah pekerjaan membutuhkan tiga langkah untuk menuntaskannya, maka ketiga langkah itu harus dilakukan.

Baca Juga: Ternyata Ini Resep Chicken Egg Roll ala HokBen, Garing di Luar Lembut di Dalam!

Jangan dipotong menjadi dua langkah saja. Itu namanya terburu-buru. Akibatnya sasaran bisa gagal dicapai.

Jadi peribahasa itu menganjurkan agar kita rela meluangkan waktu untuk melaksanakan semua langkah agar tujuan tercapai.

Sing sapa temen tinemu. Artinya siapa yang tekun akan mendapatkan hasil baik. Keberhasilan membutuhkan proses yang memakan waktu. Jadi kita butuh ketekunan.

Bagaimana dengan ajaran Islam? Berikut ini ada hadistnya yang menganjurkan kita berbaik sangka kepada Allah SWT.

Baca Juga: Inilah Resep Sarapan Praktis Mudah dan Bikin Kenyang, Cocok Banget Buat Anak Sekolah di Pagi Hari

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Allah berfirman sebagai berikut:”Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik maka ia akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan keburukan.” (H.R.Tabrani dan Ibnu Hibban)

Ada lagi hadits berikut ini:

“Allah Ta’ala berfirman, 'Aku tergantung persangkaan hamba kepadaKu. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingatku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diriKu. Kalau dia mengingatKu di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR Bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675)

Baca Juga: Semua Orang adalah Pemimpin, yang Juga Merupakan Pemecah Masalah

Kalau sikap mental sudah benar, disertai dengan ikhtiar yang baik, maka hasilnya digambarkan oleh nenek moyang dengan beberapa peribahasa berikut ini.

Kebanjiran segara madu. Segara artinya laut atau samudera. Jadi kita akan kebanjiran samudera madu. Maksudnya kita akan mendapatkan banyak sekali kebahagiaan.

Beja kemayangan. Artinya sangat beruntung. Kita akan mendapatkan banyak sekali keberhasilan.

Dan keberhasilan kita bukan hanya berupa harta saja. Kita juga akan mendapatkan kebahagiaan dalam berkeluarga. Berikut ini gambarannya.

Baca Juga: Bolu Gulung Kukus Super Cantik Hanya Pakai 2 Butir Telur, Resep Anti Gagal Bisa untuk Pemula

Lir mimi lan mintuna. Artinya seperti mimi dan kintuna. Itu adalah gambaran pasangan yang abadi dan berbahagia. Jadi kita akan mendapatkan kebahagiaan keluarga.

Kemudian ada lagi gambaran kebahagiaan. Kita akan mampu bersafari ke banyak tempat.

Njajah desa milang kori. Artinya kita akan berwisata. Maka kita akan mendapat banyak manfaat wawasan kita akan luas. Pengalaman kita akan banyak. Maka kita akan menjadi seorang profesional yang sukses.

Itulah ajaran optimisme dari Islam dan dari nenek moyang kita. Hayati dan terapkan agar kamu memiliki sikap optimistis.***

Editor: Risqi Nurtyas Sri Wikanti

Sumber: Buku Peribahasa Jawa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah