Kemudian dia mengguyur petir dengan air. Seketika terdengar ledakan hebat. Ketika ledakan sudah reda si petir dan perempuan itu menghilang.
Legenda ini kemudian menjadi sangat terkenal. Bahkan di kalangan masyarakat Jawa di masa lalu ada anjuran untuk menyebut nama Ki Ageng Selo ketika ada petir.
Ketika petir menyambar dianjurkan menyebut kalimat berikut: ‘Gandrik, aku putune Ki Ageng Selo’ (Aku cucu Ki Ageng Selo).
Konon si petir bakal ketakutan mendengar nama Ki Ageng Selo disebut sehingga tidak berani lagi menyambar dan kita bakal selamat.
Sampai sekarang legenda ini masih dikenal di masyarakat Jawa.
Pertanyannya, bagaimanakah doa menurut agama Islam yang benar ketika ada petir menyambar?
Di buku Benteng Muslim: 267 Dzikir & Doa dari Al-Qur'an dan As-Sunnah karya Dr. Said bin Wahf al-Qahthani, ada keterangannya. Inilah doa yang benar bagi muslim.
“Subhaanalladzi yusabbihur ra'du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi.”
Artinya: Mahasuci Allah yang petir bertasbih dengan memujiNya dan begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya.