BERITASUKOHARJO.com - Pada tahun ini, peringatan Isra Miraj di setiap tanggal 27 Rajab jatuh pada Kamis, 8 Februari 2024.
Isra Miraj adalah suatu perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, kemudian berlanjut menuju ke langit ketujuh hingga ke Sidratul Muntaha.
Peristiwa Isra Miraj merupakan salah satu bentuk mukjizat Allah SWT dan sekaligus sebagai pencerminan atas hakikat spiritual dari ibadah salat. Oleh sebab itu peristiwa ini memiliki makna yang mendalam dalam Islam.
Salah satu mukjizat dan ketakjuban dalam peristiwa Isra Miraj adalah transportasi yang digunakan Nabi Muhammad SAW saat itu, yaitu Buroq.
Dalam pembelajaran, Buroq digambarkan sebagai makhluk yang memiliki kecepatan melebihi kecepatan cahaya.
Dikutip BeritaSukoharjo.com dari Jurnal Penelitian yang dilakukan oleh Himatul Istiqomah dan Muhammad Ihsan Sholeh (2020) terdapat beberapa konsep mengenai wujud Buroq pada peristiwa Isra Miraj dari segi literatur dan fisika kuantum.
Konsep Buroq dalam Literatur
Dalam penelitian tersebut, berdasarkan sumber dari buku Nurudh Dhalam karya Al-Syafi’iy (1936), penggambaran Buroq adalah suatu binatang berkaki empat yang tidak berjenis kelamin jantan maupun betina.
Buku tersebut juga mencantumkan bahwa sebutan Buroq berasal dari kata barq yang artinya petir. Penamaan ini disebabkan oleh kecepatan langkahnya yang melebihi kecepatan cahaya.
Sumber lain yang dijadikan rujukan juga memberikan pernyataan serupa. Dalam buku Fann al-Qishshah karya Zaini Dahlan Ismail (1959), menunjukkan bahwa Buroq adalah seekor binatang yang tinggi berwarna putih.
Badannya lebih tinggi dari keledai, tapi lebih rendah dari bagal (keturunan silang antara kuda dan keledai).
Konsep Buroq dalam Ilmu Fisika
Berdasarkan keilmuan fisika, kecepatan cahaya yang dimiliki oleh petir adalah sekisar 299.792.458 m/s atau biasanya dibulatkan menjadi 3 ratus juta meter per detik. Dengan kecepatan itu bahkan suatu benda akan sulit terlihat dengan mata telanjang.
Buroq dalam peristiwa Isra Miraj kemudian dijelaskan dengan teori Annihilation atau teori pembantaian.
Dilansir dari Britannica, teori ini merupakan reaksi yang mana sebuah partikel dan anti partikelnya saling bertabrakan, menghilang, dan melepaskan energi.
Fenomena tersebut terjadi ketika massa materi pada tubuh Nabi Muhammad SAW bertabrakan dengan massa antimateri dari kuasa Allah SWT melalui Malaikat Jibril, lalu menghilang.
Dari tabrakan tersebut, terbentuklah energi yang lebih besar dan dikenal sebagai Buroq.
Dalam hal ini maka Buroq bukanlah suatu hal atau makhluk lain, melainkan bagian dari diri Nabi Muhammad SAW sendiri.
Dikutip dari kanal YouTube Ngaji Matematika berjudul Dimensi Sains Isra Miraj, Prof Fahmi Amhar menjelaskan Nabi Muhammad SAW mengalami teori relativitas.
Ada 3 hal yang yang akan terjadi jika sebuah materi atau benda melakukan perjalanan dengan kecepatan cahaya.
1. Mengalami Dilatasi Waktu
Waktu yang ia alami tidak berubah atau bernilai 0. Sehingga jika di lingkungan sekitarnya melalui bertahun-tahun, ia masih berada di waktu yang sama.
Fenomena tersebut juga terjadi pada kisah Ashabul Kahfi, kisah 7 pemuda yang mengalami tidur panjang di dalam goa.
2. Length contraction. Ukuran benda akan menjadi lebih kecil hingga tak terlihat.
3. Massa semakin besar. Meskipun ukuran benda menjadi lebih kecil, massa dari benda tersebut akan semakin besar.
Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai peristiwa Isra Miraj khususnya penafsiran mengenai wujud Buroq, mukjizat ini sungguh benar terjadi dan patut diimani oleh umat muslim.***