Sri Lanka Krisis Ekonomi, Warganya Mengeluh Kelaparan: Kami akan Mati

- 21 Mei 2022, 09:17 WIB
Warga mengantre untuk membeli bensin di SPBU, di tengah krisis ekonomi negara di Kolombo, Sri Lanka, 16 Mei 2022.
Warga mengantre untuk membeli bensin di SPBU, di tengah krisis ekonomi negara di Kolombo, Sri Lanka, 16 Mei 2022. / REUTERS/Adnan Abidi

Meskipun tidak ada waktu untuk mendapatkan pupuk untuk musim Yala [Mei-Agustus] ini, langkah-langkah sedang diambil untuk memastikan stok yang memadai untuk musim Maha [September-Maret].”

Ditambahkannya bahwa dia secara tulus meminta para warga untuk dengan sabar untuk mengerti betapa gawatnya situasi ini.

Melihat keadaan warga Sri Lanka khususnya pedagang kecil di ibukota Colombo, mereka terlihat lelah dan pasrah menghadapi krisis ekonomi yang terjadi di negaranya.

Di toko dekat lapak buah dan sayuran, terdapat antrian panjang untuk bisa mendapatkan tabung gas. Harga dari tabung gas itu naik lebih dari dua kali lipat.

Baca Juga: Tiara Marleen dan Dody Sudrajat Lengket? TikTok-an Bareng Sampai Hadiahi Baju Branded

Sementara itu, tabung gas yang disediakan hanya sekitar 200 tabung. Padahal warga di sekitar yang mengantri bisa berjumlah sampai 500 orang.

Mohammad Shazly, sopir paruh waktu mengatakan dengan lesu, “Tanpa gas, tanpa minyak tanah, kami tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya. “Pilihan terakhir apa? Tanpa makanan kita akan mati. Itu akan terjadi 100%.”

Seperti yang telah ramai dibicarakan sebelumnya, Sri Lanka saat ini mengalami krisis ekonomi yang mana inflasi mencapai 29,8% dan harga makanan naik 46,6% dari tahun ke tahun.

Warga Sri Lanka yang tidak terima dengan kondisi negaranya, memutuskan untuk unjuk rasa. Sayangnya, aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa tersebut dihadang polisi dengan semprotan gas air mata.

Baca Juga: Jadwal Terbaru KRL Solo Yogya PP, Dari Stasiun Purwosari, Balapan, Lempuyangan dan Tugu Yogyakarta

Halaman:

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah