Sopir Truk Menemukan Puluhan Jasad di Gurun Libya, Penyebab Kematiannya Sangat Memilukan

5 Juli 2022, 08:14 WIB
Ilustrasi jasad yang ditemukan di Gurun Libya /Pixabay/mzgiaconte

BERITASUKOHARJO.com – Seorang sopir truk yang melakukan perjalanan melewati padang pasir menemukan puluhan mayat di sekitar barat daya Kufra.

Mayat-mayat tersebut ditemukan pada hari Selasa, 28 Juli 2022 sekitar 320 kilometer (198 mil) barat daya Kufra dan 120 km (74 mil) dari perbatasan dengan Chad.

Dilansir BeritaSukoharjo.com melalui Al Jazeera, setidaknya ada 20 jasad yang awalnya tersesat di gurun Libya yang telah ditemukan dan dievakuasi oleh tim penyelamat.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Potong Kuku dan Rambut Sebelum Berkurban? Begini Kata Ustadz Adi Hidayat

Berdasarkan pernyataan tim penyelamat, kelompok yang tewas di gurun Libya diduga meninggal dunia karena kehausan.

Mayat-mayat yang diduga sebagai migran tersebut dikatakan telah meninggal sekitar 2 minggu dan baru ditemukan.

Panggilan terakhir yang dilakukan oleh kelompok adalah pada tanggal 13 Juni melalui telepon seluler. Setelahnya, tidak ada lagi kabar yang terdengar.

“Sopirnya tersesat.. dan kami yakin kelompok itu meninggal di padang pasir sekitar 14 hari (2 minggu) yang lalu sejak panggilan terakhir melalui telepon seluler pada 13 Juni,” ujar kepala ambulans Kufra, Ibrahim Belhasan pada hari Rabu, 29 Juni 2022.

Baca Juga: Tertangkap Kamera! Wallpaper 7 Idol K-Pop Ini Seakan Tunjukkan Kepribadian Mereka

Gurun Libya merupakan wilayah yang jarang dihuni oleh penduduk. Pada musim panas, suhunya bisa sangat terik dan  mencapai 40 derajat Celcius atau 104 Fahrenheit.  

Video di Facebook yang diunggah oleh layanan ambulans menunjukkan terdapat jasad membusuk di gurun pasir, di dekat truk pick-up.

Ibrahim Belhasan menambahkan, dua jasad dari kelompok tersebut terindikasi sebagai warga Libya.

Sementara 18 mayat lainnya diyakini sebagai migran dari Chad yang hendak menyeberang ke Libya.

Baca Juga: Menjelang Idul Adha 1443 H, 28.826 Ekor Sapi Dikirim dari NTT ke Sejumlah Wilayah di Indonesia

Libya sendiri menjadi titik transit yang banyak dituju oleh orang-orang yang melarikan diri dari kemiskinan dan perang di daerah Afrika.

Selain Afrika, sebagian migran dari Timur Tengah pun bertandang ke Libya untuk transit menuju Eropa.

Para migran berharap kehidupan yang lebih baik di belahan Eropa dengan cara melewati rute yang berbahaya, melintasi gurun dan di atas Mediterania.

Libya menjadi jalur yang dipilih sejak pemberontakan yang didukung NATO 2011 dan menggulingkan Muammar Gaddafi, pemimpin lama negara tersebut.

Baca Juga: Nafsu Makan Karina aespa Tuai Perdebatan, Netizen: Fakta atau Fiksi?

Sayangnya, jalur yang dipilih serasa ancaman baru bagi para migran. Banyak yang mati di perjalanan termasuk di gurun Sahara yang keras.

Berdasarkan keterangan Organisasi Internasional untuk Migrasi, pengungsi yang tenggelam dalam berbagai kecelakaan kapal dan kapal karam mencapai 1.500 jiwa.

Musibah tersebut terjadi di rute Mediterania Tengah, dalam perjalanan pengungsi di tahun lalu.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler