Tidak hanya sebagai fasilitator pendapatan, bisnis inklusif juga berusaha memadai, dan membantu untuk fasilitator barang dan jasa, atau kredit dan pinjaman. Adanya bisnis inklusif, KemenKopUKM berharap mampu mengurangi kemiskinan di Indonesia.
Bisnis inklusif yang berkelanjutan nantinya akan mampu memberikan kontribusi penuh terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia. Bisnis inklusif juga mampu mencapai visi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2025.
Sesuai dengan visi MEA yakni ekonomi yang tangguh, inklusif, berorientasi pada masyarakat, dan berpusat pada masyarakat. Dengan ini, bisnis inklusif sangat cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Salah satu upaya pemerintah menerapkan bisnis inklusif yakni gerakan kemitraan inklusif untuk UMKM naik kelas. Kegiatan ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di Gedung SMESCO Jakarta pada hari Senin, 3 Oktober 2022.
Gerakan ini mampu mendorong UMKM untuk bisa berperan aktif memperluas akses pembiayaan, bantuan distribusi hasil pertanian, hingga membuka pasar baik nasional maupun internasional.
Tahun ini, KemenKopUKM melanjutkan promosi program bisnis inklusif ini di kawasan ASEAN. Program ini akan mulai digelar pada bulan Agustus 2023 di Bali. Para pelaku usaha bisa terus mendapatkan informasi melalui laman resmi KemenKopUKM.
Semoga kedepan program memajukan perekonomian di Indonesia dapat dilancarkan dan mampu menggerakan perekonomian di Indonesia semakin maju. ***