Wow! PKK Bugisan Klaten Membuat Olahan Pepaya Muda Menjadi Permen dan Stik

- 25 Oktober 2021, 22:16 WIB
Ketua Tim Penggerak PPK Desa Bugisan , Hastin Nuryani menunjukkan produk olahan dari pepaya.
Ketua Tim Penggerak PPK Desa Bugisan , Hastin Nuryani menunjukkan produk olahan dari pepaya. /Sukoharjoupdate/ Kinan Riyanto/

 

SUKOHARJOUPDATE - Pepaya memang banyak sekali manfaatnya. Masyarakat kebanyakan, tahunya pepaya itu hanya bisa dijadikan buah dan sayur saja.

Namun ternyata, di tangan Ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Dasa Wisma Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, pepaya mentah bisa dibuat aneka olahan turunan yang lezat.

Ketua Tim Penggerak PPK Desa Bugisan , Hastin Nuryani (44 tahun) awal mulanya mengolah pepaya mentah ini berawal dari sebuah lomba antar wanita dasa wisma, yang diselenggarakan PKK setempat pada tahun 2018.

Baca Juga: Gilang Endi Saputra Mahasiswa UNS Meninggal Saat Diksar Menwa, Polresta Solo Kebut Olah TKP

''Berawal dari mengikuti lomba antar dasa wisma, dalam rangka Hari Ibu pada tahun 2018. Waktu itu kelompok dasa wisma pokja 2 membuat olahan dari bahan pepaya mentah, ternyata eksis sampai sekarang, meskipun kemarin sempat dihantam pandemi,'' kata Hastin saat ditemui di rumahnya, baru-baru ini.

Hastin menjelaskan, pepaya mentah itu bisa diolah menjadi bahan campuran camilan stik, nugget, pudding, manisan atau permen.

Untuk mengolahnya butuh kesabaran dan ketelitian. Setelah dicuci bersih, pepaya jenis california yang benar-benar masih mentah diparut, lalu diperas dibuang airnya. Pepaya yang kadar airnya sudah berkurang ini, lalu dibuat aneka makanan yang diinginkan.

Baca Juga: Gilang Endi Saputra Mahasiswa UNS Meninggal Saat Diksar Menwa, Polresta Solo Kebut Olah TKP

Dalam satu minggu, lanjut Hastin, kelompok ibu-ibu ini bisa mengolah 2 - 3 kali produksi. Satu kali produksi membutuhkan pepaya 30 sampai 40 buah, yang dipasoki warga sekitar.

Setelah dikemas, harganya bervariasi. Stik pepaya harganya Rp6000 dalam kemasan kecil, nugget pepaya Rp20.000 per pack, pudding pepaya Rp3.500 dan permen atau manisan harganya Rp20.000 satu toples kecil.

Buah pepaya yang semula bernilai ekonomi rendah, kini menjadi olahan yang cantik dan lezat. Dengan geliat ekonomi level 2 PPKM di tengah-tengah para wanita ini, sangat diapresiasi oleh Camat Prambanan, Enggar Puspa Hastuti.

Baca Juga: Begini Ternyata Upacara Pembaretan Bintara Remaja di Polres Karanganyar

Pihaknya akan terus mendorong dan memfasilitasi apa yang dibutuhkan kelompok kreatif ini. Karena berdekatan dengan tempat wisata candi, olahan makanan ini dipasarkan di tempat wisata serta memenuhi pesanan online.

''Di kantor kecamatan, kami menyediakan tempat untuk menampung produk makanan olahan khas dari desa-desa wilayah Prambanan. Sehingga bila ada tamu datang, bisa melihat secara langsung produknya sekaligus bila tertarik bisa langsung membeli ke produsen asalnya. Kami ikut mempromosikanlah,'' jelas Camat Puspa.

Selain dipasarkan secara langsung, produk ini juga dipasarkan lewat medsos karena memang jamannya era online. Dari pesanan online inilah justru yang paling banyak.

Baca Juga: Kesedihan Nenek Mulyati Lihat Kondisi Terakhir Gilang Mahasiswa UNS yang Meninggal Saat Ikut Diksar Menwa

''Namun karena semua kami kerjakan secara manual dan keterbatasan tenaga kerja, banyak pesanan yang tidak kami penuhi. Ke depan kami akan mempercepat pelayanan kami dengan penambahan peralatan pendukung,'' kata Hastin.

Kepala Desa Bugisan, Heru Nugroho menambahkan, dengan adanya kegiatan perekonomian ini, banyak warga sekitar sekarang tertarik menanam pepaya di pekarangan rumahnya. Bila berbuah, bisa disetorkan kepada kelompok PKK dan mendapat hasil.

''Ibu-ibu PKK di desa kami semangatnya luar biasa. Sekali memproduksi, waktu yang dibutuhkan bisa sehari penuh. Dengan usaha ini, sekaligus menambah pendapatan mereka, sehingga bisa mandiri dan sejahtera,'' pungkas Kades Heru.***

 

 

Editor: Kinan Riyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x