Wisatawan yang berkunjung ke desa ini akan disuguhkan dengan deretan tanaman hijau yang tumbuh rapi hingga rumah-rumah yang tampak serasi. Selain itu, udara di desa ini juga sangat sejuk karena tidak terpapar polusi kendaraan bermotor.
Baca Juga: 3 Kuliner Tradisional Solo yang Punya Citarasa Khas, Wajib Dicoba nih!
2. Tata Ruang Desa Berkonsep Tri Mandala
Sebagai salah satu desa yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur nenek moyang, Desa Penglipuran ini pun mengusung tata ruang sesuai patokan adat yang sudah ada secara turun-temurun.
Pembagian wilayah menjadi 3 bagian tersebut dilakukan dari bagian paling utara hingga bagian paling selatan. Bagian paling utara disebut Utama Mandala, yang merupakan tempat suci untuk beribadah. Bagian tengah disebut Madya Mandala, yang merupakan rumah-rumah pemukiman penduduk. Paling selatan disebut Nista Mandala yang dikhususkan untuk pemakaman penduduk.
3. Ritual Keagamaan Terus Dilakukan di Pura Luhur Penglipuran
Sama halnya dengan desa adat lainnya di Bali, Desa Penglipuran ini juga memiliki ritual keagamaan yang terus dijalankan hingga saat ini. Ngusaba menjadi salah satu ritual besar yang dilakukan untuk menyambut hari raya Nyepi.
Baca Juga: Resep Ayam Bumbu Rujak yang Cocok Dinikmati dengan Nasi Hangat, Awas Bikin Boros Nasi
Selain itu, setiap 15 hari sekali masyarakat Desa Penglipuran akan datang ke Pura Penataran untuk melakukan sembahyang.