Network
BERITASUKOHARJO.com - Wisata budaya itu memberikan banyak manfaat. Paling tidak wawasan kalian tentang budaya bangsa kita menjadi luas. Kalian jadi tahu bahwa nenek moyang kita punya karya besar dalam banyak bidang. Salah satunya adalah bangunan istana dan candi.
Maka, kamu akan menjadi apresiatif kepada nenek moyang kita. Kalau sudah apresiatif maka kamu akan tahu bahwa kita adalah keturunan bangsa besar. Kepercayaan diri kita akan tinggi. Kita tidak lagi minder menghadapi bangsa asing.
Jadi, kalau kamu belum menjadi penggemar wisata budaya segeralah jadi wisatawan budaya. Wisata budaya bisa dipadukan dengan wisata alam, wisata belanja, olahraga, dan lainnya.
Pilihan destinasi wisata budaya banyak sekali. Nenek moyang kita sangat kaya. Mereka meninggalkan banyak artefak budaya. Salah satunya adalah Candi Sari dan Candi Kalasan.
Baca Juga: Sulap Tepung Terigu dan Gula Merah Jadi Kue Mini Super Lembut, Pasti Cantik dan Mekar Sempurna
Candi Sari berada di desa Bendan, Kecamatan Tirtomartani, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jaraknya dari kota Yogyakarta hanya sekitar 10 km.
Kalau kamu berkunjung ke sana dari kota Yogyakarta, kamu bisa naik sepeda motor. Mobil sewaan juga banyak di Yogyakarta.
Apabila kamu mau naik bus umum juga bisa. Dari Malioboro kamu bisa naik bus Trans Jogja yang wujudnya bus kecil. Dari sana ada jalur 1A yang menuju ke Prambanan.
Kamu bisa naik dari halte Mangkubumi 1, Mangkubumi 2, Malioboro 1, Malioboro 2, dan seterusnya. Kemudian kamu turun di halte Kalasan. Dari sana kamu tinggal jalan kaki saja ke Candi Sari dan Candi Kalasan.
Kedua candi itu memang tidak jauh dari jalan raya Yogyakarta-Surakarta. Bahkan puncak Candi Kalasan bisa terlihat dari jalan raya tersebut. Jadi, kedua candi itu mudah sekali dijangkau dari kota Yogyakarta dan Klaten.
Baca Juga: Ide Sup Segar dan Pedas, Resep Sup Tahu Bakso Asam Pedas, Bakal Buat Ingin Makan Terus
Candi Sari adalah sebuah candi Budha yang diperkirakan dibangun di abad ke-8. Bentuknya khas. Dia sangat berbeda dengan candi lain, meskipun agak sedikit mirip dengan Candi Plaosan.
Bentuknya memanjang. Dari jauh sudah terlihat banyak jendela dan relung. Di dalam relung itu diperkirakan dulu banyak patung Budha. Sayang sekali patung itu sudah hilang semua. Di dalamnya sekarang tidak ada apapun.
Ketika ditemukan di abad ke-20, Candi Sari ini dalam keadaan rusak parah. Penguasa kolonial lalu memugarnya di tahun 1929-1930.
Kekhasan candi ini adalah berlantai dua. Dari dalam terlihat ada semacam lubang untuk tangga yang diperkirakan terbuat dari kayu. Lantai duanya diperkirakan untuk menyimpan peralatan upacara. Lantai bawahnya untuk kegiatan religius seperti semadi dan lainnya.
Setelah dari Candi Sari kamu bisa jalan kaki saja ke Candi Kalasan. Letaknya ada di seberang jalan dari Candi Sari.
Candi Kalasan dibangun pada abad tahun Saka 700 atau 778 Masehi. Angka itu didapatkan dari prasasti Kalasan. Candi ini juga sebuah candi Budha.
Bentuknya tinggi dan badannya besar. Sayang kondisinya sudah rusak. Puncaknya yang diperkirakan dulu berwujud stupa sudah roboh. Di dalamnya ada sebuah ruang besar. Konon dulu di dalamnya ada sebuah patung besar.
Kekhasan candi ini adalah dipakainya bajralepa (vajralepa) yaitu lapisan seperti semen di dindingnya. Di dindingnya ada relief timbul.
Dalam prasasti Kalasan dituliskan bahwa para pendeta menyarankan sang maharaja Tejapurnama Panangkarana membangun sebuah bangunan untuk memuja Dewi Tara dan bangunan suci lainnya.
Di atas pintu dan relung ada hiasan wajah Kala dan di kanan kirinya makara. Hiasan serupa ada di kanan kiri tangga sampai ke tanah. Sayang tangganya sudah rusak parah.
Kamu tidak perlu pusing mencari tempat makan karena di sekitar kedua candi itu banyak terdapat rumah makan ayam goreng.
Demikianlah sekilas tentang Candi Sari dan Candi Kalasan. Kalau kamu sedang di Yogyakarta, Klaten atau Solo jangan lewatkan kunjungan ke kedua candi tersebut.***
